Berkat Tuhan di tengah Kerukunan
“Nyanyian ziarah Daud. Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun!” Mazmur 133:1
Di tengah-tengah perjalanan bersama dengan Bapatua dan Mamatua Cilacap kembali ke Bandung, saya kembali diingatkan mengenai pentingnya persatuan di dalam keluarga. Mamatua mengatakan bahwa hubungan di dalam keluarga besar Ompu Jiorutte sudah kembali utuh. Semuanya sudah saling mendukung dan memperhatikan, tidak seperti beberapa waktu lampau di mana kerap ada silang pendapat dan gesekan internal dalam menghadapi masalah-masalah yang mendera.
Merasakan Berkat Tuhan di tengah Kerukunan
Pada kebaktian awal tahun kemarin, saya sempat mengutarakan pandangan saya terhadap momen pernikahan Bang Hendra (anak laki-laki pertama Bapatua dan Mamatua) sebagai momen yang tepat untuk kembali mempersatukan keluarga besar Ompu Jiorutte. Betapa senangnya ketika melihat kakak-kakak dan abang yang sepakat untuk menggunakan setelan berwarna senada merah. Mama, mamatua, tante, dan nantulang juga telah sepakat menggunakan kebaya dengan warna dasar ungu. Dan kabar terakhir, tulang, uda, bapatua, dan papa setuju untuk menggunakan setelan yang berseragam juga. Bahan pakaian sudah dibeli hari sabtu kemarin di Pasar Baru, ujar Mamatua, dan siap dibuat menjadi setelan-setelan yang siap digunakan di akhir Februari nanti.
Sekali pun saya tidak berada bersama dengan mereka di saat-saat tersebut, saya juga merasakan sukacita yang sama. Kebersamaan dengan saudara–orang yang begitu menyayangi kita–sungguh tidak dapat digantikan dengan apa pun.
Mazmur 133 adalah mazmur yang indah dan berisi banyak hikmat. Mazmur ini berkata bahwa ada berkat Tuhan di tengah kerukunan. Tuhan Yesus, pada akhir hidupnya, berdoa agar kita–semua orang yang percaya–dapat bersatu. Hidup dalam kerukunan atau kedamaian merupakan syarat yang penting untuk menerima dan menikmati berkat Tuhan. Apakah Anda percaya?
Ada Berkat Tuhan di tengah Kerukunan
Orang yang tidak dapat hidup rukun dengan sesamanya tidak mugkin dapat hidup rukun dengan Tuhan. Bila hidup kita dengan sesama dipenuhi dengan konflik, maka hati kita akan penuh dengan luka dan kepahitan yang menghalangi hubungan kita dengan Tuhan. Tuhan Yesus juga memerintahkan agar kita terlebih dahulu membereskan hubungan kita dengan sesama sebelum kita datang kepada-Nya untuk memberikan persembahan kita.
Kerukunan menghasilkan kebahagiaan. Ini adalah berkat Tuhan yang terbesar dalam hidup sebab setiap orang ingin berbahagia. Bila kita ingin berbahagia, kita harus belajar untuk hidup rukun dengan sesama. Dan sadar atau tidak sadar, keluarga adalah tempat yang paling tepat untuk menyatakan kerukunan dan persatuan. Yesus, Raja Damai itu, ingin bersemayam di dalam hati yang dipenuhi dengan kedamaian.
Tidak sampai sebulan lagi acara Pernikahan Bang Hendra akan dilangsungkan. Saya juga menunggu momen-momen ini. Momen-momen di mana keluarga saya benar-benar beroleh kesempatan menjadi satu keluarga yang rukun dan bersatu. Izinkan saya menutup renungan ini dengan kembali menyimak Mazmur 133, pintu berkat Tuhan akan terbuka ketika Anda hidup dalam kerukunan. Dan kerukunan di dalam keluarga adalah jalan termudah mewujudkannya.
Sumber Gambar : BlogSpot