Ibu yang Berdoa
Hidup dengan suami yang mengasihi dan memperhatikan memang indah dan membahagiakan. Namun bukan itulah yang dirasakan oleh Hana. Ia masih merasa kekurangan karena sebagai wanita ia tidak bisa menjadi ibu dan memberikan seorang anak kepada suaminya, Elkana. Sekalipun suaminya mengatakan bahwa ia lebih berharga daripada 10 orang anak laki-laki, Hana tetap menganggap bahwa kelahiran seorang anak adalah impiannya. Keinginannya begitu kuat untuk memiliki seorang anak. Keadaan makin memburuk ketika Penina menggunakan kekurangan Hana untuk menyerang Hana. Hana semakin sedih dan merasa tidak lagi berguna. Keadaan-keadaan itu membuat Hana seakan-akan menjadi manusia yang tidak berguna.
Cerita ini tidak berakhir ketika Hana akhirnya akhirnya menyerah, dan memutuskan untuk bunuh diri daripada terus disakiti oleh Penina. Cerita ini terus berlanjut karena Hana adalah seorang wanita yang berdoa. Ia tahu kemana ia harus menggantungkan harapannya. Ia berdoa setiap hari kepada Allah di dalam Bait Suci, bahkan hingga suatu hari ia dikira mabuk oleh Imam Eli. Singkat cerita, Hana menceritakan pergumulan dan kerinduannya kepada Eli, dan sejak hari itu, Hana semakin diyakinkan bahwa pengharapan dan doanya pasti akan dikabulkan. Dengan iman ia memegang kata-kata hamba Tuhan bahwa Allah Israel akan memberikan kepadamu apa yang engkau minta daripada-Nya. Hana masih memiliki masalah yang sama, ia masih disakiti istri kedua suaminya, anak yang begitu didambakannya belum lahir, tetapi imannya telah melihat penggenapan janji berkat Allah atas hidupnya. Hana melanjutkan hidupnya– “Ia mau makan dan mukanya tidak muram lagi”–di tengah-tengah masalah yang ada.
Akhir cerita yang bahagia. Tahun berikutnya, Hana memiliki seorang anak yang bernama Samuel, nama yang berarti “aku telah memintanya dari Tuhan”, ia bahagia. Suaminya pun bahagia. Samuel akhirnya menjadi hamba Tuhan yang luar biasa bagi umat Israel, yang saya yakini tidak akan pernah terjadi jika Hana bukanlah seorang ibu yang berdoa.
Ibu yang Berdoa
Cerita mengenai Hana juga memberikan gambaran yang jelas kepada saya dan adik saya mengenai ibu kami. Mama juga adalah sosok ibu yang berdoa. Setiap malam sejak masih kecil, mama sudah membiasakan keluarga kami untuk mengikuti kebaktian malam bersama. Kami mengucapkan syukur untuk setiap hal yang telah kami peroleh sepanjang hari sekaligus memtohon berkat-berkat Tuhan untuk hari-hari ke depan. Mama juga selalu mendoakan kami berdua, ketika kini kami tidak dapat lagi berdoa bersama karena harus berkuliah. Nama kami berdua akan selalu ada di dalam setiap doa yang mama panjatkan.
Masalah akan selalu ada dan harus selalu kita hadapi. Berdoalah dengan tekun, dan curahkan isi hati kita kepada Tuhan. Selanjutnya, nantikanlah dengan iman semua permohonan itu, sebab Allah akan memberikan yang terbaik bagi kita. Terima kasih Tuhan, karena ada teladan bagiku di dalam hidup ini. Seorang ibu yang senantiasa berdoa bagi keluarganya. Seorang ibu yang senantiasa menggantungkan harapannya kepada Tuhan. Seorang ibu yang membuat saya semakin bersyukur atas kasih-Mu di dalam kehidupan ini.
sumber gambar : blogspot