Teladan Papa dan Mama (2)
Ada sebuah pepatah dalam Bahasa Batak yang kurang lebih berarti seperti ini “anak-anak adalah harta paling berharga bagi orangtuanya”. Memang seperti itulah kenyataannya, orangtua akan bekerja keras untuk dapat menyekolahkan anaknya. Mereka meneteskan peluh di siang hari, menahan kantuk saat malam tiba, bahkan hingga menahan lapar demi anak-anaknya agar dapat makan dengan lahap. Tdak terbayangkan betapa besarnya usaha dan pengorbanan mereka.
Masih teringat di dalam kenangan saya, ketika saya masih SD. Kami sering membeli jajanan-jajanan sore, ya seperti klepon, donat, ataupun onde-onde. Saya dan adik saya sering bertengkar karena kue yang ada saat itu hanya sedikit. Saat itu, mama sering tidak makan agar saya dan adik saya bisa makan kue lebih banyak. Pernah juga mama membeli sejenis mie (mie bakso, saya lupa) untuk kami bertiga. Mama juga rela memberikan porsi makanannya untuk kami agar kami dapat kenyang. Itu cerita tentang mama saya. Papa juga banyak berkorban bagi kami. Saya masih mengingat jelas, dahulu, ketika papa masih menjadi supir angkot dan supir taksi, papa sering pulang dengan berjalan kaki. Papa sering berjalan kaki dari daerah Bintara bahkan dari Pondok Kopi untuk menghemat sejumlah uang. Uang tersebut yang dikumpulkan sedikit demi sedikit untuk pendidikan saya dan adik saya. Itu hanyalah sedikit dari cerita saya mengenai pengorbanan mama dan papa.
Itulah mengapa budi dan seluruh kebaikan orangtua tidak akan pernah mampu kita balaskan. Mulai dari sejak kita lahir, mereka menjaga dan melindungi kita, memeluk kita saat kita kedinginan, menggendong saat kita menangis, menyuapi minum dan makan, menggantikan popok dan banyak lagi. Orangtua juga mengantarkan kita ke sekolah di tengah-tengah kesibukan mereka. Sore hari, mereka juga menyempatkan untuk bermain bersama dengan kita meskipun begitu banyak hal yang menunggu untuk dikerjakan. Masuk ke dalam dunia remaja, orangtua jua berlatih untuk menahan kemarahan sekaligus kesedihan melihat segala kenakalan kita. Menjelang dewasa, mereka sudah menyiapkan diri untuk ditinggalkan anak-anaknya yang berkeluarga. Tetapi satu hal yang pasti, nama anak-anaknya tidak akan pernah lenyap dari doa-doa yang dipanjatkan mereka kepada Tuhan.
Tidak akan pernah ada orangtua yang sempurna. Kadangkala, kita sebagai anak, menganggap pikiran mereka itu kuno, kolot, atau semacamnya. Kadang mereka seolah tidak mengerti apa yang sebenarnya kita inginkan. Namun, satu hal yang pasti, mereka selalu menginginkan yang terbaik di dalam kehidupan kita. Baju dan celana mereka berikan adalah yang terbaik yang mereka mampu berikan. Intinya, semua hal yang kita beroleh dari orangtua adalah wujud nyata dari kasih Allah yang mengalir di dalam hidup ini.
Saat ini, ketika saya kembali menuliskan artikel singkat ini, saya kembali merenung atas semua hal baik yang saya peroleh dari papa dan mama. Pengorbanan mereka tiada taranya, pengorbanan yang membuat saya semakin menyadari betapa mereka mencintai saya dan betapa Allah mencintai saya. Hanya satu yang papa dan mama harapkan dari saya dan adik saya, untuk bisa mengejar cita-cita kami setinggi mungkin, dengan belajar tekun dan berdoa terus kepada Tuhan.
Sumber gambar : BlogSpot
Lihat juga :
Teladan Papa dan Mama
Teladan Papa dan Mama (2)
Teladan Papa dan Mama (3)
Teladan Papa dan Mama (4)