Ulang Tahun Pernikahan Papa-Mama
Tulisan saya kali ini mengenai sebuah peristiwa penting di dalam keluarga kami. Hari ini, tepat 24 tahun yang lalu, Papa dan Mama menikah di HKBP Pondok Bambu. Mengapa penting? Ya, karena peristiwa inilah yang membentuk sebuah keluarga baru–yang kini menjadi keluarga inti saya. Tanpa adanya peristiwa tersebut, saya tidak mungkin ada di dunia ini, menempuh pendidikan di ITB, bahkan tidak mungkin saya menuliskan artikel ini.
Ulang Tahun Pernikahan Papa-Mama
Hari ini pula, seperti tahun sebelumnya, saya hanya dapat memberikan ucapan selamat atas peringatan ulang tahun pernikahan papa-mama melalui ucapan telepon. Sore itu, selepas kuliah, saya menelepon ke rumah dan mengucapkan selamat. Papa dan mama berterima kasih dan terus berpesan untuk tetap belajar dengan tekun. Adik saya juga mengucapkan selamat melalui Skype di malam harinya.
Ulang tahun pernikahan Papa dan Mama memberikan saya pelajaran penting akan pentingnya kesatuan di dalam keluarga. Seluruh anggota keluarga harus saling mendukung dan mengasihi. Sejak kecil, papa dan mama selalu memberikan pandangan tersebut, kami diajari untuk secara terbuka mengutarakan semua masalah yang dihadapi sekaligus juga mau mendengarkan satu dengan yang lain. Ada begitu banyak masalah yang dihadapi keluarga kami, mulai dari kebangkrutan usaha papa di akhir tahun 1997 yang menyebabkan keadaan ekonomi keluarga yang memburuk, kebiasaan merokok papa, banyaknya kebutuhan yang harus dipenuhi menjelang SMP dan SMA, dan masih banyak lagi. Tetapi semuanya itu dapat kami lalui bersama-sama dengan Tuhan Yesus.
Hari ini, ketika saya menelepon ke rumah, Papa dan Mama sudah tidak terlalu capai lagi dalam bekerja. Pekerjaan papa sebagai wiraswasta juga memberikan waktu untuk keluarga yang lebih banyak. Menurut mama, keadaan ekonomi keluarga semakin membaik dibandingkan dahulu di akhir masa SD dan awal SMP. Pekerjaan Papa dan Mama begitu diberkati Tuhan. Dunia perkuliahan yang saya dan adik saya tempuh juga begitu diberkati oleh Tuhan. Ternyata semua kesulitan yang kami hadapi di masa-masa dahulu memberikan gambaran yang jelas di dalam diri saya untuk semakin mengandalkan Tuhan di dalam segala situasi–seperti yang mama dan papa ajarkan.
Hari ini, ketika saya menuliskan renungan ini, saya amat bersyukur kepada Tuhan Yesus untuk keluarga yang saya punya. Keluarga yang selalu mendukung saya kemana pun saya melangkah. Keluarga yang mengenalkan saya kepada Tuhan Yesus. Keluarga yang mendidik saya menjadi manusia yang berguna bagi sesama sambil terus melakukan tanggung jawab yang saya punya. Terima kasih Papa-Mama. The Wedding Anniversary.
Sumber gambar : BlogSpot