Belajar dari Orang Jepang Cara Hadapi Gempa
Orang Jepang sudah terbiasa dengan gempa. Itu adalah bayangan saya sebelum pergi ke Jepang. Tapi gempa besar 9.0 SR yang terjadi di lepas pantai timur Jepang, membuat saya kembali diingatkan kebesaran dan kedahsyatan Tuhan. Tidak hanya saya, sebagai orang luar negeri, orang Jepang pun dibuat kaget dan panik. Ya, orang Jepang pun panik. Tapi meskipun demikian, mereka tetap bisa menyelamatkan diri. Bagaimana cara menyelamatkan diri saat gempa datang? Yuk kita belajar dari orang Jepang.
Mari Belajar dari Orang Jepang
Yang pertama yang kita bisa belajar dari orang Jepang adalah saat gempa terjadi, meskipun panik, mereka tetap bisa melakukan prosedur penyelamatan diri. Mereka membagikan helm, peluit, dan setelah gempa sudah reda, mereka membantu setiap orang di dalam gedung untuk sama-sama keluar menuju ke tempat yang aman. Mereka sangat tertib, melewati tangga darurat yang gelap, berpegangan tangan satu dengan yang lain, agar tidak terpisah dengan yang lain. Kalau melihat hal ini, rasanya rasa kemanusiaan kembali muncul di antara kita semua.
Yang kedua, orang Jepang dalam kepanikannya dan ketakutannya akan gempa, bisa tetap tenang berlari menuju ke daratan yang lebih tinggi. Mengapa bisa? Sebenarnya 1 menit setelah gempa terjadi, biasanya langsung dikeluarkan pengumuman dan peringatan akan gempa. Pengumuman itu berisi mengenai kekuatan gempa, pusat gempa, dan adanya potensi tsunami atau tidak. Pengumuman seperti ini tidak hanya lewat televisi atau radio, bahkan ada semacam pengeras suara yang mengumumkannya di seluruh kota. Sungguh suatu koordinasi yang apik.
Orang Jepang pun setelah mendengar hal tersebut, tidak langsung kabur dan meninggalkan rumah. Mereka biasanya menyediakan makanan untuk kurang lebih 3 hari di dalam rumahnya. Kemudian uang, kartu pengenal, radio dengan baterai juga mereka telah siapkan dalam sebuah tas. Jadi kalau ada pengumuman bencana, mereka tinggal membawa tas itu dan keluar dari rumah. Ya, bahkan dari sebelum gempa pun mereka telah siap untuk kemungkinan terburuk. Mereka juga segera mematikan kompor gas, listrik, dan sebisa mungkin membuka pintu atau jendela sebagai jalan keluar nantinya. Inilah pelajaran ketiga yang bisa kita lihat dari orang Jepang. Menyiapkan barang-barang penting sebagai persiapan gempa.
Anda mungkin berpikir, bahaya dong kalau membuka pintu dan jendela rumah? Tapi, ini yang keempat yang bisa kita pelajari dari orang Jepang. Mereka dalam segala kesedihan dan kesengsaraan, sama sekali tidak melakukan hal-hal yang anarkis. Mereka tidak pernah berniat mengambil sesuatu apapun dari rumah orang lain. Tidak ada pencurian. Tidak ada penjarahan. Tidak ada aksi kejahatan. Ya, ini menunjukkan orang Jepang adalah orang yang beradab, memegang teguh nilai kemanusiaan.
Yang kelima, pada saat menerima bantuan makanan dan obat-obatan, mereka tetap mengantri. Budaya yang sama sekali tidak tergerus oleh jaman, atau situasi dan kondisi. Dalam keadaan yang memprihatinkan, kelaparan, kedinginan, dan kegelapan, mereka tetap mengantri dan menunggu jatahnya mendapat bantuan. Tidak ada orang yang meminta lebih, melebihi porsi yang ditetapkan.
Semoga dengan adanya gempa ini, kita tidak hanya larut dalam berita sedih dan dukacita saja. Mengingat Indonesia dan Jepang memiliki banyak persamaan, marilah kita juga belajar dariĀ orang Jepang, bagaimana mereka menghadapi bencana alam. Saya berharap, ke depan orang Indonesia akan lebih baik dan lebih baik lagi, dalam menghadapi peristiwa dan kejadian apapun.