Berkat yang tidak Terduga
Pertama kali saya tiba di Jepang, tidak ada barang apapun di dalam kamar saya. Hanya ada tempat tidur, lemari baju, dan lemari buku, yang sudah disiapkan sejak semula. Sisanya adalah barang-barang yang saya bawa dari Indonesia, berupa buku pelajaran, pakaian, dan makanan untuk satu bulan. Saya tidak punya peralatan apa-apa di dalam kamar. Padahal, teman satu angkatan saya bisa mendapatkan banyak peralatan yang memudahkan dan menghemat waktu. Tapi, apa yang saya alami selama ini membuat saya semakin kagum dan heran, bagaimana Allah bekerja dalam hidup saya. Bagaimana Tuhan Allah menyusun sedemikian rupa, hingga saat ini, saya bisa puas dan bersyukur.
Berkat yang tidak Terduga dari Tuhan
Hari pertama saya tiba di Jepang, saya langsung berpikir, karena tidak ada peralatan masak, ada baiknya dulu saya makan di kantin setiap hari. Nah, untuk waktu seminggu itu, banyak sekali uang yang mesti dikeluarkan hanya untuk makan. Saya berpikir, semoga saya bisa mendapatkan magic jar (penanak dan penghangat nasi) pasti bisa menabung. Di hari yang sama saya tiba di Jepang, saya mendapatkan magic jar dari kakak kelas saya. Puji Tuhan, saya bisa menghemat. Saya akhirnya bisa masak nasi sendiri, kemudian lauknya dengan abon yang saya bawa dari Indonesia. Kadang-kadang masak indomie.
Ketika abon sudah habis, saya bingung, apa lauk yang harus saya makan? Kalau beli ikan, daging, harus punya kulkas dulu agar tahan lama. Tapi kan saya tidak punya kulkas. Akhirnya saya memutuskan untuk membeli ikan teri, dan pada hari yang sama langsung menggorengnya. Penggorengan, piring, dan sendok goreng sudah saya beli hari sebelumnya. Sekian lama hanya makan ikan teri dan nasi, akhirnya Tuhan menjawab doa saya.
Pada minggu-minggu terakhir ini, para kakak kelas tahun terakhir, yang sudah lulus, diharuskan untuk meninggalkan asrama. Sebelum meninggalkan asrama, mereka harus merapikan kamar, dan mengembalikannya seperti semula. Karena itulah, barang-barang elektronik, buku, dan benda-benda lain banyak yang dibuang ke tempat penampungan. Puji Tuhan, atas berkat dan hikmat dari pada Tuhan, saya selalu bisa menemukan waktu yang tepat untuk mengambilnya. Suasana asrama juga lumayan sepi karena banyak orang yang panik akibat gempa dan nuklir dan pulang ke negaranya. Saya bisa mendapatkan keuntungan. Karena banyak barang, saya bisa memilih-milih mana yang kira-kira bagus dan bersih.
Saya bisa mendapatkan kulkas kecil yang dingin, microwave yang juga bersih dan bisa digunakan. Selain itu rak buku dan rak lemari yang bisa dibuka tutup. Saya juga mendapatkan banyak sekali buku mengenai pelajaran di tempat kuliah. Kata kakak kelas, kalau saya, jadinya tidak usah membeli, bisa menghemat uang. Ada sekitar 50 jilid buku yang saya dapatkan, yang mungkin harganya lebih dari 10 juta kalau ditotal.
Saya sangat bersyukur kepada Tuhan atau segala kebaikannya buat saya. Atas segala berkat-Nya yang tidak terduga. Saya bahkan tidak pernah berpikir atau membayangkannya, tapi semuanya sudah Tuhan Yesus sediakan buat saya. Melalui pengalaman ini saya belajar, tidak usah kita kuatir akan hari depan kita, tetap tenang dan berserah kepada Tuhan Yesus, dan Yesus akan bertindak tepat pada waktunya. Tuhan Yesus memberkati.