Berkunjung Kembali
Waktu berjalan sangat cepat. Homestay saya di rumah keluarga Takahashi itu pada 30 Desember 2010 sampai 2 Januari 2011. Saya kemudian berkunjung kembali ke rumah itu pada 18 Juni 2011, pada “Hari Laut” di Jepang. Dan setahun telah berlalu hingga akhirnya saya bisa berkunjung kembali ke sana tanggal 16 Juni 2012, sama juga pada “Hari Laut”.
Berkunjung Kembali ke Rumah Homestay
Baik otousan, okaasan, maupun rumah itu tidak banyak yang berubah. Barang-barang atau suasana dalam rumah hampir tidak berubah. Hanya saja, cat tembok luar rumah berubah, dari warna putih krem menjadi warna hijau muda. Kemudian mobilnya juga berubah, dari mobil yang besar (dulu sebesar kijang innova), kini menjadi keijidousha (mobil mini, sejenis honda jazz kalau di Indonesia). Kemudian ada juga Happi, seekor kucing kecil yang mulai dipelihara sejak bulan April 2012. Eh, banyak juga yang berubah ya…
Saya datang pada pukul 12 siang, dan kemudian makan siang bersama otousan dan okaasan. Menu makan siang kali itu adalah temaki zushi (sushi yang digulung dan dilipat sendiri). Okaasan telah menyiapkan nasi sushi dan nori sebagai pembungkus. Nah, saya tinggal memilih apa yang akan dijadikan gu atau isiannya. Ada daging sapi panggang, udang, ikan tuna, ikan salmon, cumi, telur ikan salmob, telur dadar, dan mentimun. Semua isian saya nikmati dan rasanya sangat enak.
Sambil makan siang, kami berbincang-bincang banyak hal (dibandingkan dengan tahun lalu, saya kini bisa berbincang panjang lebar karena lebih lafal bahasa Jepang). Saya berbicara mengenai kepulangan saya di bulan Maret, juga kehidupan mahasiswa, hubungan baik dengan teman-teman dan juga sensei. “Semuanya lancar,” kata rangkum saya. “Oh syukur deh kalau semuanya lancar, okaasan juga ikut senang,” jawab okaasan.
Okaasan kemudian melanjutkan bercerita. “Kalau menurut okaasan tahun ini berat sekali. Banyak hal yang mampir dalam kehidupan keluarga kita. Misalnya, obaasan (ibunya okaasan) yang bulan Mei lalu jatuh di kamar mandi, dan menderita pendarahan otak. Tapi syukur minggu lalu sudah boleh pulang. Tapi sekarang kondisinya masih stroke, lumpuh di bagian sebelah kiri tubuh. Kemudian Yuuka (anak okaasan) kan dulu sempat pertukaran pelajar di Kanada selama setahun. Nah, mungkin pas berbelanja kartu kreditnya dipalsukan dan dipakai oleh orang lain. Akhirnya bulan lalu, tagihannya datang ke rumah, 1 juta yen (hampir 100 juta). Melihat hal itu, Yuuka diam terus, mengurung diri dalam kamar. Tidak bisa apa-apa. Okaasan sama otousan juga kaget, tidak bisa berbuat apa-apa. Tapi syukur akhirnya, ada asuransi kartu kredit, dan akhirnya perusahaan yang membayar tagihannya,” begitulah cerita okaasan. “Mmm, taihen desu ne,” begitu jawaban saya sebagai rasa turut berempati.
Makan siang pun berakhir. Okaasan memotongkan melon dan memberikannya pada saya. “Wah enak sekali,” ketika saya mencicipi potongan pertama melon itu. Saya pun kemudian membantu okaasan mencuci piring dan merapikan meja makan. Hari itu cuaca cerah tapi akibatnya suhu jadi panas sekali. Sejenak saya merebahkan diri di sofa dan hendak beristirahat. Okaasan dengan perlahan-lahan menyalakan kipas angin agar saya tidak kepanasan. Okaasan dan otousan pun kemudian naik ke lantai dua rumah untuk beristirahat.
Sekitar pukul 4 sore saya terbangun dan kemudian menonton televisi. Otousan dan okaasan pun bangun dan kemudian datang. Otousan kemudian memberikan es krim kepada saya, untuk mendinginkan tubuh, katanya. Okaasan juga memberikan cemilan kacang sebagai teman menonton televisi. Okaasan kemudian mengajak saya belajar melipat origami. Kami membuat tsuru (burung layang-layang) waktu itu. Dengan telaten okaasan mengajarkan saya dan tanpa terasa kami sudah membuat 10 buah tsuru.
Otousan kemudian menunjukkan beberapa album foto liburan wisata. Ada foto saya tahun lalu ketika pergi ke Kamakura dan juga foto Kamimizo Matsuri tahun lalu. Kemudian ada juga foto otousan dan okaasan yang sedang berlibur ke Beppu, di Kyushu. “Ah, senang rasanya bisa melihat keluarga ini tetap tersenyum dan bahagia,” pikir saya. Otousan juga bercerita kalau di fuyu (musim dingin) tahun ini, otousan, okaasan, dan kak Yuuka akan berlibur bersama ke Hokkaido. Sambil menunjukkan buku panduan wisata, otousan bercerita mengenai tempat-tempat bagus dikunjungi. “Ah, saya juga ingin ke Hokkaido,” pikir saya.