Catatan Harian: Kamis, 8 Maret 2012
Catatan Harian Pagi Hari
Pagi ini saya bangun cepat, pukul 05.30. Saya ambil gitar bekas di kamar dan membawanya turun ke bawah. Saya bermaksud membuangnya karena memang gitar itu sudah tidak terlalu bagus lagi. Sudah agak tua, suaranya kurangbagus, sehingga tidak enak dimainkan. Saat sampai tempat pengumpulan barang-barang bekas, saya menemukan buku-buku bekas dalam jumlah banyak. Setelah saya pilih-pilih, akhirnya saya ambil 3 buku dan kembali ke kamar. Buku itu adalah kamus Jepang-Jepang, Buku Pelatihan Adobe Photoshop dan Ilustrator, dan buku mengenai Chip dan Rangkaian Elektrik. Ketiganya dilengkapi dengan Cd di dalamnya. Di kamar, saya meletakkan buku-buku tadi di rak dan mengambil buku Minna No Nihongo untuk dimasukkan ke tas yang akan saya bawa pulang ke Indonesia. Kemudian saya juga menggeser rak buku sedikit sehingga kamar saya terasa sedikit lega.
Jam sudah menunjukkan pukul 06.30 saat saya selesai merapikan rak buku. Saya kemudian mendengarkan program “Hari Ini Harinya Tuhan Bagian 8” lewat aplikasi internet radio di ponsel. Sambil menyantap roti plus mentega sebagai sarapan pagi, saya mendengarkan Firman Tuhan yang dibawakan. Saya kemudian juga mengecek e-mail, milis-milis, dan blog. Khusus blog, saya memasukkan tambahan artikel mengenai setahun gempa di Jepang. Pukul 07.30 sehabis program “Maju Terus Prajurit Kristus”, saya menyalakan televisi dan menonton hingga pukul 08.30. Selesai acara berita, saya kemudian mematikan televisi dan berdoa pagi. Saya juga melanjutkan pembacaan Alkitab setahun hingga Mazmur 95 karena tahu bahwa pada malam ini saya tidak bisa membaca Alkitab.
Catatan Harian Siang Hari
Selesai membaca Alkitab, saya mengecek kembali barang-barang dalam tas dan semua dokumen yang perlu. Saya kemudian mandi pagi. Semua pakaian kotor yang tersisa saya cuci dan keringkan. Setelah semuanya selesai, saya menyalakan laptop dan melanjutkan menonton serial “Detective Conan” lewat internet. Waktu sudah menunjukkan pukul 12.00 dan saya menyudahi menonton. Sambil menonton acara hiburan siang, saya makan nasi+ikan salmon sebagai makan siang. Jam 1 siang saya tidur siang dan bangun pada pukul 14.30. Saya kemudian menyeterika pakaian-pakaian yang sudah kering dan merapikan isi semua lemari baju. Pukul 15.15, saya mengganti pakaian dengan yang agak tebal karena ingin pergi ke luar. Saya pergi ke perpustakaan kampus untuk melihat dan mencetak perolehan nilai di tahun pertama.
Puji Tuhan saya mendapati bahwa nilai saya bagus semuanya. Saya juga mencetak punya teman saya, Pisakon (Kamboja) dan Duc (Vietnam) dan kemudian kembali ke kamar. Waktu itu suasana perpustakaan dan kampus sudah sangat sepi. Hujan yang turun rintik-rintik juga semakin menambah kesepian di sore yang gelap itu. Pukul 16.00 saya menyalakan televisi dan menonton Serial Drama “Mother” episode yang terakhir sambil mengecek acara televisi yang hendak saya rekam selama tidak berada di Jepang. Pukul 17.00 acara televisi selesai dan saya makan malam cepat. Menunya masih sama, nasi dengan ikan salmon. Saat melihat ke luar jendela, keadaan luar sudah sangat gelap dan lampu-lampu jalan sudah mulai dinyalakan. Sambil melihat ke luar jendela saya menyantap habis makan malam itu. Tidak saya sisakan sedikitpun, di kulkas pun tidak. Maklum, hampir sebulan saya tidak akan ada di Jepang.
Catatan Harian Sore Hari
Selesai makan saya mencuci dan membereskan semua peralatan makan. Saya kemudian mandi sore dan berpakaian tebal. Setelah itu saya membuang sampah yang tersisa ke tempat pengumpulan sampah, sambil juga mengecek loker tempat surat. Setelah selesai, saya kembali ke kamar dam mengecek sekali lagi isi tas. Tepat pukul 18.00 saya berdoa dan memohon perlindungan Tuhan dalam perjalanan saya kembali ke Indonesia. Pukul 18.20 saya ambil tas, memakai kaus kaki, dan mengunci pintu kamar. Sambil turun ke lantai satu, saya mampir ke kamar Bang Jeff di lanatai dua untuk menyerahkan kunci kamar. Saya juga memberikan mentega yang masih sisa, tidak habis saya makan. Saya minta ijin dan kemudian meninggalkan Bang Jeff.
Saya kemudian menenteng kedua tas di bahu dan berjalan ke arah pintu gerbang kampus. Saya mampir di Minimarket Tsuruha dan membeli sebotol air minum mineral kemasan. Selesai membayar saya keluar dan pergi ke halte bus yang tak jauh dari minimarket. Hujan terus turun dan mulai membesar. Tapi Puji Tuhan hanya sekitar satu menit saya menunggu dan bus langsung datang. Saya naik bus hingga Hashimoto Eki (Stasiun Hashimoto).
Dari Hashimoto Eki saya naik Keio Line sampai Keio-Tama Center Eki (stasiun Keio-Tama). Saya kemudian mampir menuju supermarket dan membeli onigiri (gumpalan nasi yang di dalamnya ada ikan). Saya kemudian berjalan menuju halte bus no 16 di mana bus ke Haneda Airport berhenti. Saya sempat bingung mencari halte itu, namun Puji Tuhan akhirnya menemukannya. Sampai di sana saya kemudian memasukkan data perjalanan dan nomor telepon dan mencetakkan karcisnya di mesin penjual otomatis. Sambil menunggu bus datang pada pukul 20.00 saya duduk dan membaca berita-berita lewat ponsel.
Tidak terada waktu berlalu dan bus datang tepat waktu. Pak supir yang melihat saya membawa tas segera turun dan memasukkan tas itu ke dalam bagasi bus. Saya kemudian menyerahkan tiket dan duduk di dalam bus. Suasana bus agak sepi, hanya ada 6 orang di dalamnya. Saya pilih tempat duduk agak belakang dan meletakkan tas kecil di sebelah saya. 20 menit pertama saya masih melihat-lihat jalan sambil membandingkan posisi lewat aplikasi GPS di ponsel. Tapi setelahnya saya tertidur pulas karena kelelahan.
Catatan Harian Malam Hari
Saat terbangun, saya bisa langsung melihat tulisan Tokyo International Airport lewat jendela. Terlihat menyilaukan di tengah gelapnya langit malam. Saya turun dari bus dan kemudian mengambil tas dari bagasi dan melangkah masuk ke dalam Haneda Airport. Naik eskalator hingga lantai 3, mata saya disuguhi oleh pemandangan yang luar biasa indah. Meskipun banyak orang lalu lalang sana sini, semuanya terlihat begitu teratur. Saya kemudian mencari di mana tempat Check In Maskapai Air Asia. Terlihat antrian yang cukup panjang di depannya. Saya mengantri sambil juga mempersiapkan dokumen kepergian yang sudah saya cetak sebelumnya. Singkat kata, semua proses check in, imigrasi, semuanya berjalan dengan lancar. Saya pun turun ke lantai satu dan pergi ke ruang tunggu Air Asia. Masih ada sekitar satu jam lagi sebelum pintu dibuka dan naik ke pesawat. Saya meletakkan tas di bawah bangku tempat duduk, dan memejamkan mata sebentar.
Pukul 23.15, pintu masuk dibuka. Mendengar suara krasak-krusuk dan udara dingin yang menyengit saya pun terbangun. Saya ambil tas dan melangkah menuju ke pintu. Keluar dari pintu hujan turun rintik-rintik dan udara sangat dingin. Saya naik ke bus mengikuti para penumpang yang lainnya. Sekitar 3 menit naik bus, seisi bus kemudian turun dan menuju ke pesawat. Hujan nampaknya makin deras saja, pikir saya. Tapi, ya sudahlah sekarang saya sudah ada di dalam pesawat, itu semua karena Kasih Tuhan. Saya masuk ke dalam kabin dan menemukan tempat duduk. Saya keluarkan ponsel dan buku bacaan dan memasukkan tas kuning ke dalam kabin dalam pesawat. Sesaat kemudian saya bisa merasakan bahwa pesawat mulai bergerak. Lewat jendela samar-samar saya bisa melihat lampu-lampu bandara yang semakin kecil dan akhirnya hilang tertutup air hujan yang membasahi jendela. Saya kemudian menutup mata dan tertidur pulas sekali hingga sekitar pukul 06.00 pagi (waktu Malaysia). Saya terbangun karena ada pengumuman-pengumuman kecil untuk mengencangkan sabuk pengaman karena pesawat akan segera mendarat. Ya, sebentar lagi saya akan tiba di Indonesia, itu saja yang terus-menerus saya ucapkan dalam hati.
Sumber Gambar : BlogSpot