Catatan Harian Kerja Praktek di Jepang Bagian 2
Pada artikel kali ini saya ingin menceritakan tentang apa yang saya dapatkan sebelum keberangkatan ke kerja praktek, yaitu bagaimana mengutamakan Tuhan daripada kesibukan kita.
Program magang ini adalah program di mana seluruh mahasiswa mahasiswi tahun ketiga di kampus saya pergi ke seantero Jepang untuk latihan bekerja. Ada yang mendapatkan magang di perusahaan dan kantor, ada pula yang magang di sekolah teknik seperti saya. Penentuannya beda-beda, misalnya fakultas teknik elektro (fakultas saya) seluruhnya diserahkan kepada mahasiswa. Sedangkan fakultas lain, ada yang hanya memilih daerah saja, atau malah Sensei (dosen) yang memilihkan seluruh tempat magang.
Pelajaran Sebelum Berangkat: Mengutamakan Tuhan
Saya sendiri bisa memilih tempat yang ingin dikunjungi. Awalnya kami diberikan list perusahaan dan kantor yang bisa dipilih. Saya berpikir bekerja di kantor Jepang akan sangat sulit dan ketat. Lagipula nanti saya juga akan kembali ke Indonesia, jadi tidak terlalu perlu. Saya jadi memilih untuk magang di sekolah (institusi pendidikan). Setelah melihat-lihat informasi, alamat letaknya, serta program yang diajarkan, saya akhirnya memilih daerah Kyuushuu sebagai tujuan magang.
Mulanya saya memilih Fukuoka (kota paling ramai di Kyuushuu). Selain karena tempatnya dan aksesnya mudah, kakak kelas saya juga mengusulkan untuk memilih tempat itu. Namun, karena teman saya ada yang berasal dari Fukuoka, saya mesti mengalah. Saya pun akhirnya memilih Saga, masih sama di daerah Kyuushuu.
Saya coba cek di peta, sekolahnya dekat dengan stasiun. Begitu pula dengan tempat menginapnya. Jadi tidak ada salahnya untuk mencoba daerah baru ini. Begitulah pikir saya pada awalnya.
Penentuan tempat magang sudah tuntas pada akhir bulan Mei. Jadi bulan Juni, saya dan teman-teman tinggal bersiap-siap saja. Ada kuliah tiap hari Jumat malam sebagai persiapan pergi magang. Ada juga beberapa syarat-syarat yang mesti dilengkapi dan diisi. Saya juga harus menelepon dosen pembimbing dan mengucapkan salam padanya. Pokoknya bulan Juni begitu sibuk bagi saya.
Di tengah-tengah kuliah dan praktek yang padat, saya harus menulis laporan, mengerjakan tugas, sekaligus mencicil belajar untuk magang setiap hari. Tapi puji Tuhan, meskipun begitu saya tetap bisa menyisihkan waktu untuk berdoa dan membaca Alkitab setiap hari.
Melalui persiapan program magang ini, saya belajar satu hal. Hal itu adalah mengutamakan Tuhan lebih dahulu.
Sejak di sekolah minggu, di gereja, bahkan ketika berdoa dan mendengar nasihat mama, saya sudah sering mendengar hal ini. Namun baru kali inilah saya betul-betul merasakan maknanya. Justru di dalam kesibukan dan banyaknya kegiatan itulah, saya bisa merasakan apa artinya mengutamakan Tuhan.
Bagaimana dengan teman-teman?