Catatan Harian Kerja Praktek di Jepang Bagian 7
Artikel kali ini mengenai kegiatan dan persiapan yang saya lakukan sebelum kerja praktek. Dari sejak hari Jumat 28 Juni, saya telah membereskan semua barang-barang. Kebetulan saat itu, kuliah praktek di hari Jumat tidak ada, jadi saya bisa beres-beres sejak pagi hari. Saya merapikan semua barang-barang keperluan, seperti handphone, kamera, alat tulis, dan lainnya. Buku-buku dan beberapa lembar bahan ajar juga saya rapikan dan masukkan dalam satu map. Tidak lupa juga saya membawa Alkitab bahasa Indonesia juga bahasa Jepang (sebab ada tugas untuk menerjemahkan beberapa lembar bahan bahasa Indonesia ke bahasa Jepang).
Persiapan Sebelum Kerja Praktek
Sebelum kerja praktek pada hari Minggu, saya juga membeli barang keperluan seperti sabun muka dan lotion pelembab. Tidak lupa pula obat-obatan untuk keadaan darurat. Lalu baju-baju, kemeja, dan celana panjang. Tidak lupa pula jas dan dasi saya siapkan kemudian.
Barulah dari sejak Jumat siang saya memasukkan barang-barang ke dalam koper. Seperti yang sudah saya ceritakan sebelumnya, kali ini saya menggunakan koper ukuran sedang. Koper yang sudah dibawa dari Indonesia sejak tahun lalu. Saya memasukkan handuk dan baju serta celana rumah dahulu di bagian dasar koper. Lalu kemudian sepatu, buku-buku, lembar bahan, dan Alkitab yang relatif berat. Barulah di sela-selanya saya masukkan kemeja, saputangan, dan celana panjang. Sedangkan jas dan handuk, yang cukup perlu tempat saya masukkan ke dalam tas punggung. Meskipun besar, namun tidak terlalu berat. Jadi saya tidak terlalu lelah dalam membawanya.
Handphone, kamera, charger, lalu juga passport dan tiket pesawat saya masukkan ke dalam tas selempang kecil. Setelah mengecek semuanya sudah masuk, saya merapikan barang-barang yang ada di rumah. Makanan-makanan sebisa mungkin dihabiskan sebelum minggu pagi dan tidak disisakan, sebab saya akan meninggalkannya selama hampir sebulan.
Sudah sore hari saat saat saya selesai mengecek semuanya. Saya kemudian membuat jus melon dan makan malam sedikit. Lalu saya bersiap-siap pergi ke persekutuan doa yang diadakan di rumah Bang Ricky Sihombing yang berdekatan dengan rumah saya. Persekutuan doa itu mirip dengan Family Altar yang dilakukan di Duta Kranji hari Jumat malam. Ada memuji Tuhan, mendengarkan khotbah singkat, dan berdoa syafaat. Di akhir acara ada acara makan malam bersama.
Saat acara berakhir, orang-orang lain segera pulang ke rumah. Mereka mengejar bus dan kereta listrik yang rata-rata berakhir pada pukul 11 malam (walau tidak semuanya). Namun karena rumah saya dekat, saya tinggal sebentar di rumah Bang Ricky.
Hampir satu jam, saya, Bang Ricky dan Kak Mie berbicara. Kami berbicara tentang kepergian saya ke Prefektur Saga untuk magang dan beberapa orang Indonesia yang katanya ada di Saga. Saya juga meminjam buku bacaan dan buku Pendalaman Alkitab dari Kak Mie, untuk bahan bacaan saat dalam perjalanan pikir saya. Kami juga berbicara juga tentang persekutuan di gereja.
Karena hari sudah malam, saya akhirnya ijin pamit kepada keluarga Sihombing ini. Saya juga pamit kepada anak-anaknya, Erika dan Yosia, yang sering saya jumpai ketika pulang dari kampus saat sore hari. Dengan naik elevator, saya turun dari lantai 6 mansion mereka ke lantai dasar. Saya berjalan menuju tempat parkir dan mengambil sepeda saya. Dari sana, saya menggoes cepat sepeda saya menuju ke asrama tempat saya tinggal.
Waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam saat saya tiba di rumah. Saya segera mencuci muka dan berdoa malam hendak tidur. Saya mesti tidur cepat, sebab hari Sabtu ada banyak yang harus saya selesaikan. Ada beberapa laporan yang harus dicicil dan juga harus menyelesaikan beberapa tugas sebelum kerja praktek.