Hari Terakhir Kerja Praktek Bagian 1
Catatan Harian Kerja Praktek di Jepang Bagian 18
Dalam artikel kali ini, saya ingin bercerita tentang hari terakhir kerja praktek.
Ketika mendengar cerita dari teman-teman lain, saya merasakan betul penyertaan dan berkat Tuhan. Ada beberapa teman yang kesulitan beradaptasi dengan lingkungan tempat kerja baru. Tetapi Puji Tuhan, di tempat kerja praktek, saya tidak sendiri. Saya bersama dengan Hashima-san, sehingga bisa saling membantu satu sama lain.
Hashima-san ramah dan supel kepada para sensei yang lain. Ini juga yang menolong saya. Saya pun dengan mudah mengikuti pembicaraan sehingga bisa berkomunikasi dengan baik. Saya dengan sendirinya bisa berkomunikasi dengan lancar kepada para sensei dan karyawan di sekolah. Saya bercerita mengenai bagaimana bisa pergi ke Jepang, keadaan di Indonesia, bagaimana keadaan sekolah dan kehidupan di Tokyo, kesan saat di Kota Taku dan lain-lainnya.
Dengan para siswa pun Hashima-san aktif berkomunikasi. Berbeda dengan orang Jepang biasanya yang cenderung pemalu dan pendiam, Hashima-san berbeda. Dia aktif memulai pembicaraan sehingga saya pun juga dengan mudah mengikutinya. Dengan sedikit humor saya juga bisa menghibur para siswa. Para siswa pun dengan ramah berbicara pada saya. Mereka mengajari logat dan bahasa daerah Saga, yang agak berbeda dengan di Tokyo. Ada komunikasi yang terjalin dengan baik. Saya pun bisa beradaptasi tanpa kesulitan, meskipun bahasanya berbeda.
Tidak hanya kepada para sensei dan siswa di sekolah, Hashima-san juga supel kepada petugas Hotto Motto dan juga pegawai Hotel Matsuya tempat kami menginap. Sambil menunggu makanan yang dimasak siap, kami sering berbicara. Tentang kegiatan praktek di sekolah, kehidupan sehari-hari, bahkan juga tentang kehidupan di Tokyo. Dengan pegawai Hotel, kami juga bercerita kesan tentang kota Taku, kesan tentang Hotel Matsuya, juga mendengarkan kisah para tamu yang menginap di sana. Pernah juga satu waktu, karena hujan turun amat lebat, petugas hotel mengantarkan kami hingga ke tempat praktek dengan cuma-cuma. Begitu baiknya petugas hotel tersebut.
Mungkin karena keramahan juga, petugas hotel juga memberitahukan bahwa ada mesin cuci yang bisa dipakai kalau mau cuci pakaian. Petugas hotel itu tahu kalau pakai jasa laundry maka akan perlu biaya yang amat besar, makanya dia memberitahukannya pada kami. Dia juga menawarkan setrika kalau memerlukannya.
Hingga pada akhirnya, saat hari perpisahan, hari terakhir Jumat 26 Juli 2013, kami merasa sangat terhibur sekaligus kehilangan. Dari tempat kami bekerja, seluruh guru dan karyawan menuliskan pesan singkatnya kepada kami berdua. Pesan singkat itu dituliskan dalam secarik kertas berhiaskan tulisan dan karakter lucu. Pesan yang menguatkan dan menyemangati kami untuk hari ke depannya. Dari para siswa kami juga mendapat kenangan figura tempat foto. Petugas hotel dan Hotto Motto juga mengucapkan salam perpisahan kepada kami. Saya begitu terhibur dan terkesan dengan kebaikan orang-orang di kota ini, juga kepada Hashima-san yang begitu banyak membantu saya berkomunikasi dengan orang-orang.
Inilah kisah tentang hari terakhir kerja praktek di Saga.