Kebaktian di Rumah
Dalam persekutuan doa Jumat minggu lalu saya kembali berjumpa dengan Erika dan Yosia, Kines dan Keslin, anak-anak yang selalu ikut persekutuan Doa. Hari itu persekutuan doa diadakan di Rumah Kines dan Keslin, anak Pak Pendeta Yustinus, gembala jemaat wilayah Tokyo. Walaupun mereka lebih sering bermain di kamar sebelah, kadang-kadang mereka ikut bernyanyi bersama. Saya pun jadi teringat kenangan saat kecil. Mama selalu mengajak kami ikut kebaktian di rumah. Kami selalu bernyanyi dan mendengarkan Firman Tuhan di dalam setiap kebaktian yang diadakan di rumah.
Kebaktian di Rumah Pendeta GIII Tokyo
Dalam kebaktian di rumah, ketika pujian kami bernyanyi bersama, ketika Firman Tuhan kami mendengarkan dengan baik. Tidak pernah berubah dari sekolah dasar hingga SMA. Indah dan sendunya suasana kebaktian dan mendengarkan Firman Tuhan tertanam kuat dalam diri saya dan abang. Hingga kini pun kami selalu aktif ketika ada kebaktian.
Kembali ke persekutuan doa di Tokyo. Saat doa syafaat bersama selesai, kami pun beramah tamah dan makan bersama. Ibu Eka, istri Pak Yustinus kemudian mengajak para jemaat yang hadir untuk makan bersama. Di sela-sela acara makan, Ibu Eka bercerita tentang Kines dan Keslin yang membantu merapikan rumah sebelum kebaktian. Mendengar hal ini, sambil memegang piring kertas tempat makan, pikiran saya pun kembali melayang.
Dulu Mama dan Papa sering pulang sore. Jadi kalau ada kebaktian di rumah, saya dan abang serentak bekerja sama. Setelah makan siang dan tidur siang sejenak, saya dan abang langsung berbagi tugas. Abang yang pandai menyapu langsung menyapu rumah dari belakang sampai ke teras. Saya melap meja dan kursi, pegangan kursi dan teralis di ruang tamu. Setelah ruang tamu di sapu, maka kami bekerja sama untuk mengepel lantai rumah. Setelah bersih dipel, barulah kami memindahkan kursi makan dan juga kursi plastik dari lantai atas ke ruang tamu untuk tempat duduk para jemaat nanti. Nah, saat semuanya selesai itu, Mama dan Papa biasanya tiba di rumah. Mama dan Papa biasanya langsung menyiapkan piring dan gelas-gelas untuk para jemaat makan malam.
Di akhir acara kebaktian pun, kami bergotong royong merapikan rumah kembali. Saya biasanya langsung merapikan kursi dan meja ke tempatnya semula. Abang mengumpulkan gelas dan piring untuk mama cuci. Papa menyapu kembali ruang tamu dan membereskannya. Barulah setelah semua beres kami duduk istirahat sejenak sambil makan kalau ada hidangan yang masih ada. Saya sungguh bersyukur bisa turut membantu Mama, Papa, dan Abang kalau ada kebaktian di rumah.
Saya kembali makan hidangan yang disediakan Ibu Eka sambil berbincang ringan dengan jemaat lain. Dan ketika waktu sudah menunjukkan jam setengah sepuluh, kami semua para jemaat pun pamit ijin pulang supaya tidak ketinggalan bus dan kereta. Saya pun membuang piring plastik dan bersiap pulang. Saya ambil tas dan mengucapkan selamat tinggal kepada Pak Yustinus dan Ibu juga kepada para jemaat lainnya. Di pintu depan saat saya sedang mengenakan sepatu, Kines dan Keslin datang menghampiri dan mengucapkan selamat tinggal. Saya pun melambaikan tangan dan berkata sampai berjumpa hari Minggu kepada kedua anak ini. Dalam hati saya berpikir, setelah ini mereka pasti juga ikut merapikan rumah juga ya.