Kesan Kerja Praktek di Saga
Dalam membuat bahan ajar dan mempersiapkan alur dan cara mengajar sangat sulit. Saya tiap hari menghabiskan lebih dari 3 jam berpikir dan membuat draft alur mengajar yang mudah dimengerti siswa. Tidak jarang pula, saya tertidur di meja tulis hotel saking lelahnya berpikir. Saat praktek mengajarnya pun, saya akui saya masih penuh kekurangan. Bahasa Jepang yang kurang lancar atau kekurang pengetahuan saya. Namun Puji Tuhan para siswa mau mendengarkan penjelasan saya. Di akhir penjelasan, saat saya mengadakan tes singkat pun, saya mendapati para siswa mengerti apa yang saya ajarkan. Beberapa di antaranya bahkan meminta soal-soal yang lebih sulit untuk dikerjakan.
Di sela-sela praktek dan kuliah, saya pun bisa bercerita mengenai keadaan Tokyo. Para siswa pun bercerita tempat-tempat wisata yang bagus di Kyushu. Tidak ketinggalan juga mereka mengajarkan saya logat Kyushu (Kyushu Ben), kata-kata khas daerah Saga dan Kyushu. Saya pun jadi tahu sedikit mengenai hal ini. Namun di atas semuanya, hubungan saya dan para siswa menjadi akrab sekali.
Teman-teman bisa membaca bagaimana kisah saya saat kerja praktek di Jepang. Bagaimana saat hari-hari kerja praktek, pengalaman saat mengajar pertama kali, pengalaman berkunjung ke Kantor Gubernur Prefektur dan Stadion sepakbola Saga, sampai perpisahan di hari terakhir kerja praktek di artikel lainnya. Sungguh suatu kenangan yang tak terlupakan bagi saya.
Kalau dibandingkan dengan teman-teman lain yang mengaku susah, tertekan, dan ingin pulang saat kerja praktek, saya justru menikmati pengalaman kerja praktek menjadi staf pengajar. Meskipun awalnya berat dan banyak kekuatiran, namun sungguh Tuhan menyertai dan memimpin saya melewati semuanya. Tuhan membantu saya bisa berkomunikasi dengan baik dnegan para Sensei, para karyawan, dan para siswa tentunya. Satu bulan kerja praktek sungguh menyenangkan. Dan semuanya hanya karena Tuhan saja. Demikian kesan penutup kerja praktek di Saga.
Recommended for you
Baca Halaman Selanjutnya 1 2