Les Bahasa Jepang Setelah Masuk Kuliah
Enam bulan program intensif belajar bahasa Jepang telah selesai. Saya ingat betul saat-saat terakhir kelas bahasa Jepang. Saat itu, semua jadwal ujian dan juga karya wisata mendadak kacau balau. Ini disebabkan oleh tsunami yang melanda bagian timur laut (Tohoku) Jepang. Dua hari kami libur karena kereta yang menuju ke sekolah tidak jalan. Namun puji Tuhan, kami bisa mengakhiri program les bahasa Jepang dengan tidak kekurangan apapun.
Les Bahasa Jepang Setelah Masuk Kuliah
Setelah lulus dari program les bahasa Jepang bulan Maret 2011, mulai dari April 2011 saya masuk ke Kampus di Jepang. Saya menjalani semua proses registrasi, guidance sama seperti orang Jepang. Sedikit ada kekuatiran dan takut saat itu, namun Puji Tuhan semuanya bisa saya lalu dengan baik.
Setelah menjadi mahasiswa dan berkuliah, pelajaran bahasa Jepang tetap dilanjutkan. Hari Senin dan Jumat, saya harus mengikuti mata kuliah bahasa Jepang. Mata kuliah ini dikhususkan untuk mahasiswa asing dan harus diikuti sebagai mata kuliah utama. Selain itu, setiap hari Selasa, Kamis, dan Jumat sore, saya dan teman-teman belajar untuk persiapan tes Nihongo Nouryoku Shiken N2 (kalau bahasa Inggris seperti TOEFL). Saya punya tambahan mata kuliah dan mengharuskan saya untuk pulang sekitar jam 18. 30 setiap harinya.
Terkadang memang rasa lelah melanda, sehingga saya ingin lekas untuk tidur. Tapi tidak bisa begitu saja, selalu ada hal yang harus dikerjakan atau dipersiapkan untuk esok harinya. Meskipun dengan badan yang lelah, saya selalu berusaha untuk berdoa malam pada pukul 8, dan kemudian melanjutkan belajar. Tapi mungkin karena ini juga, saya bisa memahami mata kuliah lain dengan mudah.
Khusus untuk pelajaran persiapan tes N2, les bahasa Jepang ini bukanlah suatu kewajiban, artinya boleh datang atau boleh saja tidak datang, tidak masalah. Teman-teman saya pun, dengan alasan mengerjakan laporan atau tugas, lelah, atau sakit, seringkali absen dan tidak mengikuti pelajaran ini. Tapi, dari awal mulai pelajaran hingga saat ini, saya belum pernah absen sekalipun. Semua bukan karena kekuatan saya, tapi hanya semata karena kasih karunia Tuhan saja.
Pernah salah seorang teman dari Srilanka pernah bertanya: “Nugroho rajin ya. Kenapa selalu mengikuti les bahasa Jepang? Memangnya tidak ada laporan atau tugas yang lainnya?” Saya menjawab, “Laporan atau tugas juga ada. Tapi saya berpikir, semua fasilitas dan les bahasa Jepang yang kita dapatkan ini gratis. Kita tidak perlu mengeluarkan sepeser uang untuk dapat belajar persiapam tes. Kita tidak membayar biaya gurunya, tidak juga membayar untuk buku ataupun fotokopi-fotokopi lainnya. Kita hanya perlu melangkahkan kaki untuk datang ke kelas, dan mendengarkan penjelasan guru. Itu saja. Coba bayangkan berapa banyak uang yang mesti dikeluarkan andaikan kita harus membayar.”
“Tidak hanya masalah uang saja, ada banyak orang di luar sana yang ingin sekali belajar bahasa Jepang namun tidak punya waktu cukup karena harus bekerja atau aktivitas lainnya. Jadi, kalau kita bisa belajar bahasa Jepang sekarang, itu adalah suatu keberuntungan”, tambah saya.
Ya, itulah sebenarnya yang ada dalam pikiran saya. Selagi kesempatan masih ada, selagi tenaga masih diberikan Tuhan, saya akan terus belajar dan belajar. Tidak hanya bahasa Jepang saja, namun semua mata kuliah yang lainnya. Sehingga nantinya semua yang saya dapatkan akan saya kembalikan kepada Tuhan Allah.