Momiji di Jepang–Part 2
Ini dia kisah pengalaman momiji di Jepang. Kali ini, saya bersama dengan teman-teman memutuskan untuk mendaki Gunung Oyama di Kanagawa, yang terkenal dengan pemandangan musim gugurnya yang keren banget.
Walaupun memakan waktu dan tenaga yang banyak, semuanya terbayar lunas setelah saya bisa melihat keindahan koyou (saat warna daun berubah menjadi merah). Hari Minggu lalu, saya dengan 2 orang teman, sama-sama mendaki Ooyama. Gunungnya tidak terlalu tinggi, hanya 1251 meter, tapi karena baru pertama kali mendaki gunung, saya merasa sangat kelelahan. Hal tersebut nampaknya tidak dirasakan oleh kedua teman saya, yang sudah berulang-ulang kali menaiki gunung. Dari perjalanan yang cukup melelahkan itu saya memetik satu pelajaran, bagaimana orang Jepang bisa mempertahankan bangunan-bangunan bersejarah yang dimilikinya.
Melalui internet saya mengetahui bahwa umur bangunan tera (kuil) itu sudah lebih dari 100 tahun. Tapi apa yang saya lihat sungguh kontras dengan umur bangunan tersebut. Saya hanya melihat bangunan tua yang masih berdiri dengan kokoh. Semua tidak lepas dari upaya pemerintah dan para pengunjung yang benar-benar menjaga bangunan tersebut. Di pinggir jalan setapakpun, tidak ada satu pun arca yang rusak atau hilang. Semuanya masih rapih terletakĀ pada tempatnya. Saya sendiri bingung, kok bisa ya? Mungkin benda itu sudah rusak atau hilang dicuri bila ada di negara saya.
Bila berusaha sekuat tenaga memelihara alam ciptaan Tuhan, alam pun pasti akan berterimakasih kepada kita. Berterimakasih? Ya, bagi saya keindahan dan keajaiban alam yang dapat saya lihat dan nikmati lebih dari sekedar bukti bahwa alam pun ingin menunjukkan rasa terimakasihnya. Tapi saya percaya di atas semuanya itu, Tuhan Allah yang bekerja. Kalau kita berusaha dengan segenap hati melakukan apapun juga, pasti Tuhan akan melihat dan memberikan berkatnya yang melimpah dan tak terbatas. Saya mempercayainya!
Baca juga: Serunya perjalanan ke Gunung Oyama
1 thoughts on “Momiji di Jepang–Part 2”