Musim Dingin dan Natal
Bulan September sampai November adalah musim gugur, peralihan dari musim panas ke musim dingin. Tempreratur udara sedikit demi sedikit turun. Angin utara bertiup ke Jepang membawa awan dingin dan awan salju. Orang-orang sudah mulai memakai pakaian lengan panjang dan sedikit tebal. Selain itu, malam pun makin cepat datang.
Suhu udara rendah, angin utara yang dingin, dan siang yang pendek, inilah ciri khas musim gugur di Jepang. Orang-orang Jepang jadi lebih sering berdiam di rumah yang hangat. Orang Jepang jadi malas keluar rumah.
Namun, musim gugur membawa juga momiji di Jepang. Momiji datang membawa sedikit kegembiraan sebelum musim dingin yang panjang. Momiji juga membawa secercah harapan warna warni yang akan datang setelah musim dingin berlalu. Momiji di Jepang inilah satu-satunya alasan orang Jepang keluar rumah. Momiji datang saat masa peralihan dari musim gugur ke musim dingin. Momiji atau kouyou sendiri berarti dedaunan yang berubah warna menjadi merah, kuning atau jingga pada musim gugur. Melihat Kouyou adalah salah satu acara untuk menikmati musim gugur di Jepang.
Musim Dingin dan Natal
Kouyou adalah hiburan terakhir bagi orang Jepang sebelum musim dingin yang panjang. Sebelum musim dingin yang mendung sepanjang hari. Tapi bagi kita orang Kristen ada yang spesial pada musim dingin, yakni NATAL. Tidak peduli dinginnya suhu yang menusuk kulit, saya tetap berapi-api menjalani aktivitas. Tidak peduli hari-hari mendung yang terus datang, saya tetap bersemangat ikuti kegiatan natal.
Kalau bukan karena perayaan kelahiran Kristus, bukan hanya musim dingin yang akan menjadi gelap dan suram, hati kita juga akan menjadi suram dan tanpa harapan. Tidak ada harapan untuk bebas dari dosa dan penghukuman. Tidak ada lagi harapan akan kehadiran Allah yang memberi perasaan aman dan menguatkan di tengah saat-saat gelap dan sulit. Tidak ada lagi harapan untuk jaminan masa depan di tengah pekatnya awan mendung kehidupan.
Mungkin tidak ada musim dingin di Indonesia. Tidak ada juga salju yang turun di malam Natal. Tapi, bagi kita yang mengenal Allah, sang pencipta musim-musim, saya yakin sukacita dan kedamaian Natal selalu ada dalam hati kita senantiasa.
Sumber Gambar: images2.layoutsparks.com