Pemadaman Listrik
Di sebagian negara, pemadaman listrik adalah hal yang lumrah dan sering sekali terjadi, Bila ada kerusakan atau gangguan, tanpa mengenal waktu dan tempat, listrik bisa saja tiba-tiba diputuskan. Banyak orang yang kemudian marah, dan menggugat balik perusahaan listrik sebagai pihak yang bertanggung jawab. Ya, listrik sudah menjadi barang nomor satu di dunia ini. Kalau sampai listrik padam, tentu akan ada banyak kerugian dan masalah yang terjadi.
Pemadaman Listrik Akibat Gempa 2011
Belum genap 6 bulan saya tinggal di Jepang, saya juga merasakan pemadaman listrik. Pemadaman listrik kalai ini bukan karena kesalahan manusia (human error), namun karena bencana alam. Minggu lalu, Jepang dihantam gempa bumi dan tsunami besar yang menyebabkan rusak dan tidak berfungsinya, satu kompleks Pembangkit Listrik. Kemudian, pasokan listrik berkurang, dan akibatnya harus ada pemadaman bergilir.
Saat menonton televisi, saya mendapati banyak hal menarik mengenai pemadaman listrik kali ini. Sejak perusahaan listrik Tokyo berdiri tahun 1951, ini adalah kali pertama pemadaman listrik dilakukan. Bisa dibayangkan dampaknya bagi masyarakat. Perusahaan dan pabrik-pabrik tidak bisa beroperasi. Toko dan Supermarket terpaksa menutup toko lebih cepat dari biasanya. Lalu lintas pun menjadi kacau. Lampu lalu lintas dan penerangan jalan di sebagian tempat padam, dan membahayakan pengguna jalan. Kereta listrik pun mengurangi jadwal keberangkatan, yang menyebabkan bertumpuknya orang-orang di sekitar stasiun. Ya, Jepang nampaknya belum biasa menghadapi pemadaman listrik yang baru pertama kali ini.
Tapi semua itu hanya terjadi di 2 hari pertama pemadaman listrik. Hari-hari selanjutnya, meskipun pemadaman tetap dilakukan, namun selisih penggunaan listrik menipis. Orang-orang dengan sukarela mengurangi pemakaian listrik di rumahnya. Inilah yang membuat saya kagum terhadap orang Jepang. Meskipun kebanyakan orang tidak beragama, dan tidak percaya kepada Tuhan, namun sebaliknya tindakan yang mereka lakukan malah menunjukkan manusia sebagai makhluk yang beradab.
Tidak ada orang melayangkan protes atau demonstrasi menolak pemadaman listrik. Tidak ada orang yang kemudian marah-marah di media massa. Tidak ada orang yang berebutan naik kereta di stasiun, walau sudah menunggu berjam-jam. Tidak ada orang yang melakukan tindakan pencurian, walaupun toko-toko dalam keadaan gelap. Semua orang nampaknya tidak marah atau terganggu dengan pemadaman listrik kali ini.
Pengalaman Pemadaman Listrik di Jepang
Dalam tempo waktu yang cepat, sekitar 1-2 hari, orang Jepang bisa langsung menyesuaikan diri. Saat kereta listrik tidak berjalan, orang dengan mantap menempuh jarak 30-50 km naik sepeda menuju ke kantor. Saat toko-toko tutup, orang dengan sabar menunggu antrian pembayaran yang dilakukan dengan manual. Banyak juga orang dengan rela hati membuka pintu rumahnya, dan menjadikan tempat istirahat bagi para pejalan kaki yang kelelahan berjalan 20-30 km. Orang Jepang juga dengan rela, tidak menggunakan penghangat udara, mematikan lampu rumah, mengurangi pemakaian listrik, agar listrik dapat tercukupi untuk semua daerah. Ya, saya mendapati orang Jepang yang cepat sekali tanggap dan bereaksi, melakukan hal yang baik bersama-sama, tanpa perlu adanya dukungan dan perintah dari orang lain.
Saya percaya biarpun, pemadaman ini mungkin akan berlangsung lumayan lama, Orang Jepang tidak akan mengalami gangguan yang berarti. Ekonomi dan masyarakat Jepang akan pulih dengan cepat. Masyarakat yang reaktif, proaktif, dan peduli dengan sesamanya adalah ciri khas orang Jepang. Ciri khas yang menurut saya jarang ditemui di negara-negara lainnya.
Saya sendiri bersyukur bisa tinggal dan bergaul dengan orang Jepang. Merasakan kebaikan hati dan keramahan, tanggung jawab dan etos kerja, pantang menyerah dan kerja keras, peduli dan menghargai orang lain. Ya, saya bisa merasakannya. Pemadaman listrik tidak hanya membawa dampak buruk, tapi ada juga sisi baiknya. Saya bisa merasakannya.
Semoga Indonesia juga belajar dari Jepang–karena Indonesia dan Jepang punya banyak kesamaan.
Sumber Gambar : BlogSpot
1 thoughts on “Pemadaman Listrik”