Perjalanan ke Yokohama
Malam itu kami tidur dengan pulas. Papa dan Mama terlihat lelah sekali, maklumlah mungkin karena harus banyak berjalan seharian tadi. Mungkin total kami berjalan ada lebih dari 5 kilometer. Apalagi mengingat usia Papa dan Mama, ditambah Papa dan Mama jarang menempuh perjalanan jauh seperti ke Kuil Sensoji di Asakusa, melihat dari jauh Tokyo Skytree, Tokyo Tower, dan mengunjungi Shinjuku dengan berjalan kaki. Udara di luar juga dingin sekali, sehingga dedek harus menyalakan pemanas ruangan kamar agar kami dapat tidur dengan nyaman. Saya bersyukur sekali ada Bang Ricky Sihombing (yang rumahnya dekat dengan asrama dedek) yang meminjamkan selimut dan alas tidur, sehingga kami semua dapat tidur dengan nyaman. Akhirnya perjalanan Hari Selasa tanggal 17 Maret 2015 berakhir.
Perjalanan Tanggal 18 Maret ke Yokohama
Tanggal 18 Maret 2015. Esok harinya kami sarapan bersama. Kami juga memisahkan barang-barang dedek dan beberapa barang belanjaan yang lumayan banyak. Beberapa baju dedek yang akan dibawa pulang ke Indonesia sudah dipisahkan bersama dengan oleh-oleh yang kemarin dibeli di Tokyo Tower. Beberapa pakaian dan oleh-oleh itu belum dimasukkan karena kopernya masih akan digunakan untuk membawa barang-barang ke tempat tinggal dedek yang baru di daerah Chiba. Beruntung sekali Tuhan memberikan hikmat kepada dedek supaya kami membawa koper 3 biji dari Indonesia. Meskipun hanya 2 saja yang diisi, namun koper ketiga sangat bermanfaat untuk menampung barang dan pakaian dedek yang tersisa untuk di bawa ke Chiba, dan juga oleh-oleh untuk dibawa ke Indonesia.
Setelah sarapan, dedek dan saya berjalan kaki untuk mengambil jas di laundry dekat asramanya. Kata dedek sih dekat, cuma setelah berjalan, mungkin jaraknya hampir 2 kilometer. Dari asrama kami berjalan kaki ke arah kiri menuju ke arah jalan raya, dan kemudian belok kanan dan berjalan terus. Setelah melewati tukang jual daging, minimarket Seven Eleven di sebelah kanan, kami akhirnya tiba di tempat laundry jas. Setelah mengambil jas, kami berjalan agak cepat pagi itu agar cepat kembali ke asrama karena akan pergi ke Yokohama hari ini.
Menuju ke Yokohama
Setelah tiba, kami berdoa dan bersama-sama pergi ke Stasiun Hoya. Waktu menunjukkan sekitar pukul 12.00 ketika kami meninggalkan rumah dan pergi ke stasiun. Arah stasiun ini berlawanan dengan Stasiun Higashi Fushimi, tempat kami mengambil kereta ke arah Tokyo, namun searah dengan waktu saat kami pergi mengambil jas tadi pagi. Kami berjalan kaki dari asrama dedek menuju ke Stasiun Hoya. Sebelum pergi ke stasiun, kami sempat mampir ke Supermarket Seiyu yang letaknya satu gedung dengan Stasiun Hoya. Kami juga membeli roti dan air minum, sebagai bekal di perjalanan nanti. Waktu itu dedek mengatakan, bahwa hampir sebagian besar stasiun di Jepang memiliki toko supermarket di dalamnya, di mana orang-orang yang pulang bekerja dengan naik kereta dapat membeli makanan atau bahan-bahan kebutuhan sehari-hari sebelum mereka pulang ke rumah. Selesai berbelanja kami kemudian naik menggunakan elevator ke lantai dua, di mana ada pintu karcis dan juga sederetan toko-toko cenderamata dan aksesoris. Ketika dedek membeli karcis, Mama melihat-lihat toko sekitar. Karena masih ada sedikit waktu sebelum kereta ekspress tiba, Mama dan dedek sempat melihat beberapa tas dan aksesoris yang Mama akan beli. Namun, karena akan bepergian, Mama memutuskan untuk membelinya saat pulang saja.
Turun ke platform, tidak lama kereta ekspress tujuan dari Tokorozawa-Motomachi Chuukagai (Yokohama) pun tiba. Kereta siang itu tidak terlalu penuh sehingga kami dapat duduk bersama. Mungkin karena tujuan kami ke luar kota (Yokohama terletak sekitar 30 kilometer di selatan Tokyo). Walaupun udara di luar cukup dingin, namun di dalam gerbong kereta terasa hangat dan nyaman. Kata dedek, “Itu karena pemanasnya dinyalakan.” Dedek menambahkan, di musim dingin dan turun salju pun, di dalam kereta akan terasa hangat karena pemanas dinyalakan. Berbeda sekali dengan di Jakarta, di mana pendingin yang harus dinyalakan karena suhu di luar selalu panas, pikir saya.
Kereta terus melaju menuju ke Ikebukuro, melewati Shibuya, dan menuju ke arah Yokohama. Di sekitar Ikebukuro dan Shibuya, kereta dipenuhi oleh orang-orang yang hendak makan siang dan juga anak-anak sekolah yang baru pulang. Perjalanan sampai di Stasiun Minatomirai di Yokohama berlangsung hampir 1 jam setengah. Kami tiba sekitar pukul 14.30. Letak stasiun Yokohama Minatomirai ini berhubungan langsung basement dari Queens Square. Dari stasiun kami harus naik elevator yang cukup tinggi, mungkin sekitar 4 lantai untuk dapat sampai ke permukaan tanah dan melihat pemandangan luar. Struktur fondasi bangunan yang cukup dalam membuat hampir seluruh kereta bawah tanah di Jepang berada jauh dari permukaan tanah, dengan tujuan agar bangunan tetap kokoh meski diguncang gempa.
Kami keluar dari sisi samping mal menuju ke balkon dan hall di mana kami dapat melihat laut di depan mata. Itulah Tokyo Bay atau Teluk Tokyo. Di balkon luas ini kami sempat mengambil beberapa foto sambil beristirahat sejenak di bangku yang tersedia. Sejauh mata memandang, ada taman bermain lengkap dengan bianglala di pinggir laut dan juga ada museum berbentuk kapal di Pelabuhan Yokohama. Udara siang itu tidak terlalu dingin, namun angin dari arah laut tetap berhembus dengan kencang.
Papa, Mama, dan saya merapatkan jaket dan memasukkan tangan kami ke kantong jaket. Dedek kelihatannya sudah terbiasa dengan kondisi udara seperti ini. Kami segera memulai perjalanan di Yokohama.
Baca juga: Berwisata di Yokohama
Sumber gambar: Facebook 1, 2, 3, 4, 5, 6