Refleksi Satu Tahun Bagian 11
Hari ini tepat satu tahun yang lalu, 1 Oktober 2010, pada malam hari saya mulai pembacaan Alkitab setahun. Saya berpikir, ada terlalu banyak hal yang tidak saya ketahui, ada banyak hal juga yang mencemaskan saya. Satu-satunya kekuatan saya hanyalah dengan membaca Firman Tuhan saja. Sejak hari itu, setiap malam jam antara jam 8 sampai jam 9 saya menyanyi, berdoa, berusaha membaca keseluruhan Alkitab secara berkelanjutan. Pagi harinya, saya juga membaca Alkitab namun dengan renungan satu tahun yang saya bawa dari Indonesia.
Refleksi Satu Tahun Bagian 11: Membaca Alkitab
Saya membaca Alkitab tiga hingga empat pasal setiap harinya. Dan, pada kemarin malam, saya telah selesai di kitab Wahyu. Hari ini, setelah kembali membaca Alkitab dari kitab Kejadian, saya jadi teringat akan hal tersebut dan menuliskannya sebagai bahan refleksi saya setahun berada di Jepang.
Untuk dapat membaca Firman Tuhan setiap pagi dan malam memang bukanlah hal yang mudah. Dulu saat masih belajar bahasa Jepang saja, bisa dibilang banyak waktu jeda atau bebas. Saya bisa jalan-jalan melihat keadaan sekitar dengan sepeda, tidur-tiduran sebentar, atau pun mendengarkan musik dari kaset. Karena ada banyak waktu, saya bisa membaca Firman Tuhan dengan mudah. Malam hari saya bisa membaca lima hingga enam pasal, dan membuat ringkasan mengenai apa yang sudah saya baca. Ringkasan itulah yang menjadi bahan untuk membuat artikel dan renungan. Pagi hari, saya juga bisa bangun jam setengah 6 dan berjalan-jalan di luar, melihat keadaan sekitar. Jam setengah tujuh, saya bisa mendengarkan program Hari Ini Harinya Tuhan, dan dilanjutkan dengan berdoa dan membaca Firman Tuhan.
Tapi setelah menjadi mahasiswa, waktu yang tersedia tinggal sedikit. Karena setiap hari pulang selalu jam setengah tujuh malam, hampir tidak ada waktu untuk jalan-jalan di luar atau tidur-tiduran sejenak. Membaca Firman Tuhan juga terkadang berat. Ada waktunya saya membaca hanya dua atau tiga pasal saja, ada juga waktu saat saya tidak membaca Firman Tuhan, hanya berdoa tidur saja. Tapi, saya terus berusaha untuk berdoa dan membaca Firman Tuhan pada pukul 8 hingga pukul 9, saat di mana saya belum terlalu mengantuk. Puji Tuhan, walaupun tidak mudah, namun dalam satu tahun akhirnya target membaca seluruh Alkitab dalam setahun akhirnya bisa tercapai juga.
Pada awal tahun, GIII Tokyo juga mengajak para jemaat untuk membaca keseluruhan Alkitab. Gereja memberikan kertas kecil yang berisi jadwal membaca Alkitab hari demi hari. Tapi karena pada Minggu pertama bulan Januari saya homestay, saya tidak bisa ke gereja, dan tidak mendapatkan kertas itu. Tapi saya masih terus membaca Alkitab.
Pada sekitar bulan Juli, salah seorang teman di gereja bertanya kepada saya, bagaimana pembacaan Alkitab saya. Saya menjawab kalau saya sudah sampai kitab Daniel. Dia kaget dan berkat cepat sekali. Saya kemudian menjelaskan kalau pembacaan Alkitab saya tidak dari bulan Januari, tapi dari bulan Oktober. Mulai dari hari pertama, di bulan pertama saya memulai kehidupan di Jepang.
Kalau saya bisa menyelesaikan pembacaan Alkitab setahun, itu semua hanyalah karena berkat Tuhan. Dan saya percaya di tahun ini, dan tahun-tahun berikutnya Tuhan akan tetap menolong saya menyelesaikan membaca keseluruhan Alkitab dalam setahun. Haleluya!
Sumber Gambar : BlogSpot