Semangka Densuke
Kemarin, saya membaca sebuah artikel yang sangat menarik mengenai Semangka Densuke, semangka besar dari Hokaido Jepang yang terkenal buahnya yang besar dan rasanya yang manis. Pada musim panennya, harga satu buah semangka Densuke, bisa mencapai 10 juta hingga 50 juta. Wow, harga yang menakjubkan bukan? Tapi walaupun harganya yang mahal, tiap tahun semangka ini selalu habis dibeli oleh orang-orang Jepang. Saat ditanya alasannya, mereka mengatakan bahwa semangka Densuke ini sangat enak dan manis. Tidak rugi membelinya walaupun harganya sama dengan sebuah motor di Indonesia.
Rahasia Semangka Densuke di Jepang
Bagaimana membuat semangka Densuke sangat besar, enak, dan manis? Rahasianya ada di dalam proses pertumbuhannya. Kita semua pasti tahu bagaimana pohon semangka itu. Semangka biasanya merambat di atas tanah, dan setiap 30 centimeter mengeluarkan pucuk yang kelak akan menjadi semangka. Di Indonesia, dalam jenjang waktu tertentu semuanya dibiarkan tumbuh, agar hasil panennya banyak. Tapi, berbeda di Jepang. Di Jepang, sewaktu buah semangka densuke mulai muncul, petani hanya akan memilih satu buah terbaik di setiap rambat. Buah lainnya yang mulai tumbuh, akan segera DIPOTONG atau DIMATIKAN. Maksudnya agar semua energi dan nutrisi dari tanah, dapat diserap sempurna oleh satu buah semangka saja. Satu buah semangka yang besar, enak, manis, kaya nutrisi.
Pekataan Radikal Tuhan Yesus
Berbicara mengenai DIPOTONG atau DIMATIKAN, saya jadi teringat mengenai ucapan Tuhan Yesus yang terkenal sadis, mengerikan, dan sangat radikal. Kutipan ucapan Tuhan Yesus itu:
“Dan jika tanganmu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan tangan kudung dari pada dengan utuh kedua tanganmu dibuang ke dalam neraka, ke dalam api yang tak terpadamkan; [di tempat itu ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam.] Dan jika kakimu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan timpang, dari pada dengan utuh kedua kakimu dicampakkan ke dalam neraka; [di tempat itu ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam.] Dan jika matamu menyesatkan engkau, cungkillah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam Kerajaan Allah dengan bermata satu dari pada dengan bermata dua dicampakkan ke dalam neraka, di mana ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam.”
(Markus 9:43-48)
Suatu ucapan sangat radikal yang diucapkan oleh Tuhan Yesus kepada murid-murid-Nya. Kita yang membacanya pun juga pasti akan sangat terkejut dan mungkin berpikir betapa sadisnya Tuhan Yesus. Kalau tangan kita membuat kita sesat, atau tangan kita yang membuat kita berdosa, penggallah. Potonglah. Lebih baik tidak punya tangan dari pada binasa karena dosa oleh tangan. Begitu pula dengan kaki, mata, dan tidak tertutup kemungkinan juga anggota tubuh yang lainnya.
Maksud Dipotong dan Dipenggal
Maksud Tuhan Yesus di sini bukanlah untuk menakut-nakuti orang banyak, sehingga nantinya semua orang tidak akan punya tangan, kaki, atau mata. Maksud Tuhan Yesus adalah agar kita bertindak radikal terhadap kemungkinan-kemungkinan yang menyebabkan kita menjadi berdosa dan tidak berkenan kepada Allah. Misalnya, kita sering berdosa dengan tangan, karena sering memukul orang lain, bertindaklah radikal untuk tidak mau memukul lagi. Kalau amarah kita mulai naik, dan kita sudah naik darah, jangan biarkan tangan itu bergerak untuk memukul. Tahanlah tangan itu untuk tidak berbuat dosa. Memang akan sangat sulit sekali menahan tangan agar tidak memukul, untuk itulah kita “penggal” tangan kita. Kalau merasa amarah mulai naik, menyingkirlah dan tenangkan diri, sehingga kita tidak sampai marah dan memukul. Begitu juga dengan kaki, mata, dan anggota tubuh lainnya.
Untuk dapat menghasilkan buah Roh yang “manis dan enak” yang dapat dinikmati orang, sekaligus luput dari ajakan dan bujukan maut dosa, hanya ada satu cara yaitu: MEMOTONG atau MEMATIKAN. MEMOTONG apa? MEMATIKAN apa? MEMOTONG MEMATIKAN semua kemungkinan yang menyebabkan kita berdosa terhadap Allah. Kalau kita tidak memotong dan mematikan dosa itu, kita mungkin akan tetap tumbuh, tapi pertumbuhan itu akan melambat bahkan bisa jadi mati. Kita hanya bisa bertumbuh subur dalam Tuhan, hanya apabila telah MEMOTONG dan MEMATIKAN semua akar dosa yang ada di dalam hidup kita.
Marilah kita mengintrospeksi diri, melihat secara jujur ke dalam diri kita masing-masing. Apakah ada hal-hal yang membuat kita terus-menerus berdosa? Dosa yang itu-itu saja? Akuilah semuanya di hadapan Tuhan, dan mintalah bantuan Tuhan Allah untuk memotong dan mematikan semuanya dosa itu. Hanya dengan cara itulah kita bisa hidup berkenan di hadapan Allah.
Sumber Gambar : BlogSpot 1, BlogSpot 2