Adat Batak dan Iman Kristiani: Pendahuluan
Seri tulisan mengenai Adat Batak dan Iman Kristiani ini saya tuliskan untuk membukakan cara pandang kita mengenai adat (khususnya adat Batak) yang berhubungan dengan kepercayaan iman kita kepada Yesus Kristus. Tulisan ini dibuat berdasarkan pengalaman penulis dalam mengikuti acara-acara adat selama ini.
Adat Batak dan Iman Kristiani
Dalam acara-acara adat Batak di keluarga besar Batak, kerap terjadi perbedaan sikap yang melibatkan saudara-saudara kandung. Ada yang bersemangat melaksanakan adat namun juga ada yang bersemangat menentangnya. Dalam beberapa acara, jalan keluarnya adalah sepakat untuk tidak sepakat, dan masing-masing menempuh sikap yang tidak melukai hati nuraninya. Sesuai dengan apa yang dia percayai. Ketidaksehatian ini dapat diamati oleh umum, semisal pada saat acara kematian; Sering hanya beberapa anak yang datang dalam acara adat Batak, sedangkan anak yang lain tidak ikut acara adat dan hanya hadir waktu acara ibadah pemakaman yang dilayani gereja.
Situasi serupa juga dialami oleh banyak keluarga orang Batak yang mempunyai pandangan yang berbeda dan saling bertentangan dalam hal adat Batak. Hal ini tidak terlepas dari belum adanya kesehatian di kalangan orang-orang Batak tentang bagaimana adat Batak yang sesuai iman kristiani dalam konteks masyarakat majemuk dan modern sekarang ini.
Lantas, bagaimana sebenarnya orang Batak harus bersikap terhadap adat? Menolaknya? Atau menerimanya?Apakah adat dan iman kristiani memang tidak dapat berjalan beriringan?
Tulisan ini semoga dapat membuka cara pandang kita dalam memahami masalah adat Batak yang dihadapi oleh keluarga Batak pada umumnya dan keluarga kita pada khususnya sehingga dapat mengambil sikap yang menyukakan/ menyenangkan Tuhan. Hal ini sangat perlu kita dapat menikmati segala janji Tuhan untuk keturunan orang benar yang mengasihi Tuhan dan tidak dapat ditindas oleh kutuk keturunan yang menimpa orang-orang yang membenci Tuhan, “Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, Tuhan, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci aku, tetapi Aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang, yaitu mereka yang mengasihi Aku dan yang berpegang pada perintah-perintahku.” (Kel 20:5-6).
Untuk itu perlu mari kita memahami latar belakang masalah adat Batak, cara menyeleksi praktek adat yang ada sekarang ini dan bagaimana implementasinya dalam keluarga kita, khususnya dalam acara pemakaman dan acara pernikahan. Dan saya berharap melalui tulisan ini, cara pandang kita terhadap adat dan iman kristiani dapat diperkaya.