Amazing Grace: Manusia Diciptakan karena Tujuan
Amazing grace! How sweet the sound,
[Luar biasa anugerah! Betapa lembut suara itu]
That saved a wretch like me!
[yang menyelamatkan orang berdosa seperti saya]
I once was lost but now am found
[saya pernah terhilang, namun sekarang ditemukan]
Was blind but now I see
[buta namun kini melihat]
Sebuah lagu yang pasti pernah Anda dengarkan. Saya menerjemahkannya langsung tanpa memandang nada atau intonasi lagu tersebut. Hymne dari John Newton tersebut mungkin adalah lagu yang paling dikenal dan dinyanyikan dalam sejarah.
John Newton seperti yang sudah banyak ditulis orang adalah seorang yang terlibat di dalam perdagangan budak Afrika. Ia menjalani kehidupan yang amat kelam di usianya yang masih sangat muda. Namun, dalam sebuah perjalanan dari Afrika ke Inggris, kapalnya hampir tenggelam karena badai besar. Terombang ambing dalam ketidakpastian, Ia menyerahkan dirinya kepada belas kasihan Allah untuk menyelamatkan hidupnya.
Pengalaman ini menjadi titik balik di dalam hidupnya. Kehidupannya berubah drastis. Ia hidup dengan sebuah tujuan: untuk melayani dan membimbing orang lain. Ia belajar teologi dan beberapa bahasa hingga akhirnya ia membimbing William Wilberforce untuk berjuang menghapuskan perdagangan budak selamanya. Ia menuliskan beberapa lagu lain yang kini menjadi lagu-lagu gereja.
Kemampuan John mengukur kedalaman dari anugerah Allah ia dapat karena ia telah mengukur kedalaman dosa dan kebobrokan yang ia telah lakukan di masa hidupnya.
Amazing grace! How sweet the sound,
That saved a wretch like me!
I once was lost but now am found
Was blind but now I see
John Newton telah menemukan tujuan hidupnya. Ini bukan berarti John gagal menemukan atau salah menjalani tujuan hidup di masa sebelumnya, namun semata-mata karena itu sudah ada di dalam rancangan besar Allah dalam hidup John. Kegagalan mewujudkan tujuan hidup nyatanya hanya menjadi asumsi kita di tahap-tahap tertentu kehidupan saja. Allah mempunyai rencana yang menyeluruh dan mencakup seluruh kehidupan kita. John mengakui bahwa Allah memiliki tujuan hidupnya, dan ia mulai menjalani tujuan hidup itu.
Ribuan tahun sebelumnya, Daud juga menyatakan hal yang sama:
Aku berseru kepada Allah, Yang Mahatinggi, kepada Allah yang menyelesaikannya bagiku. (Maz 57:3)
Tuhan akan menyelesaikannya bagiku! Ya Tuhan, kasih setia-Mu untuk selama-lamanya; janganlah Kautinggalkan perbuatan tangan-Mu! (Maz 138:8)
Daud meyakini bahwa Allah memiliki tujuan atas hidupnya. Ia tidak pernah ragu untuk berseru kepada Allah saat ia berada dalam masalah. Allah menciptakan dunia ini dan segala isinya-termasuk Anda dan saya untuk sebuah tujuan. Ada sebuah rencana dan Anda ada di dalamnya.