Apa yang Didahulukan dalam Hidup?
Seorang teman kuliah mengeluh dan berkata kepada saya, bahwa ia suntuk dan lelah dalam menjalani kuliah. Setiap hari, kuliah mulai dari jam 9 pagi hingga jam 6 malam, dan hampir tidak ada waktu lagi untuk kegiatan lainnya. Dia menengok kepada saya dan bertanya bagaimana cara mengatur waktu yang paling baik. Saya tidak bisa menjawab pertanyaannya karena saya juga tidak punya jawaban yang pas. Saya hanya menceritakan cerita di bawah ini padanya dalam bahasa Jepang.
Dalam suatu seminar, pemimpin seminar membuat satu ilustrasi yang mungkin tidak akan pernah dilupakan orang-orang. Ia mengambil sebuah vas bunga bermulut lebar dan mengisinya dengan bongkahan batu besar. “Apakah vasnya sudah penuh?” tanyanya. “Ya,” jawab semua peserta seminar. “Benarkah demikian?” tanyanya kembali. Lalu ia mengambil batu-batu kerikil dan memasukkannya ke dalam vas. Batu-batu kerikil itu mengisi celah-celah di antara bebatuan yang besar. “Apakah sekarang sudah penuh?” “Mungkin belum,” jawab seorang peserta seminar. “Hmm,” lantas pemimpin seminar mengambil pasir dan memasukkannya guna mengisi celah-celah yang masih tersisa. Sekali lagi dia bertanya, “Apakah sekarang vas sudah penuh?” “Ya,” jawab semua peserta seminar riuh. “Oh benarkah demikian?” jawab pemimpin seminar. Dia kemudian mengambil seteko air dan menuangkannya ke dalam vas.
“Apa pelajaran yang dapat kita peroleh dari hal ini?” ia bertanya. Seorang peserta dengan cepat menjawab, “Tidak peduli seberapa sibuknya kegiatanmu, selalu ada kegiatan baru yang bisa dilakukan.” “Tidak, tidak begitu tepat,” jawab pemimpin seminar. “Pelajarannya adalah: Kalau kalian tidak mendahulukan yang besar lebih dulu, maka kalian tidak bisa mendapatkan yang lainnya. Apakah “batu besar” dalam hidup kalian? Sebuah proyek yang kalian ingin wujudkan? Apakah studi? Keuangan? Atau iman? Ingatlah, kalau kalian tidak mendahulukan yang besar dahulu, kalian tidak akan mendapatkan yang lainnya,” tambahnya.
Apa yang Didahulukan dalam Hidup?
Sayang teman saya ini belum percaya dengan Yesus, bahkan menganggap agama itu tidak penting. Jadi saya menyudahi cerita saya sampai di sini saja. Nampaknya teman saya itu mendapatkan inti cerita saya. Tapi bagi teman-teman yang sudah percaya kepada Tuhan Yesus, ini lanjutan ceritanya.
Yesus memberitakan prinsip yang sama melalui Khotbah di Bukit. Yesus tahu bahwa kita sering sekali membuang waktu dengan mengkhawatirkan hal-hal remeh, dan malah mengabaikan hal-hal besar dan bernilai kekal. Yesus mengingatkan pendengar-Nya, “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu” (Matius 6:33).
Apa yang teman-teman didahulukan dalam hidup?
Sumber Gambar : BlogSpot