Belajar dari Asada Mao | Berita Olimpiade Musim Dingin Sochi
Menatap Olimpiade Sochi
Waktu berlangsung cepat, di usianya yang 23 tahun kini, Mao kembali menatap panggung Olimpiade. Empat tahun berlalu sejak penyesalannya mendapat podium nomor dua di Olimpiade Vancouver. Mao mantap menyatakan kesiapan dirinya menghadapi perlombaan figure skate, meskipun lawan berat menanti siap menjegal.
Bersama dengan dua atlet perempuan Jepang lainnya, Asada Mao memasuki perlombaan figure skate perempuan. Media massa menyatakan ia menjadi salah satu calon kuat medalis. Perlombaan figure skate sendiri terbagi menjadi dua, yakni short program dan free program. Short program yang berdurasi 2.50 menit dan free program dengan durasi lebih panjang 4 menit. Dalam jangka waktu tersebut, atlet akan melakukan teknik figure skate sesuai dengan apa yang telah diajukan dalam rencana. Sekedar informasi, semakin sulit teknik yang dilakukan poin akan semakin tinggi. Namun sebaliknya jika gagal, poin menjadi sangat rendah dan juga ada defisit poin.
Tampil di urutan terakhir 30 di short program setelah atlet tuan rumah Rusia, Asada Mao tidak mampu menampilkan performa terbaiknya. Tekanan kuat dari seisi stadion membuatnya labil dan tidak bisa mengontrol badan sepenuhnya. Akhirnya dia gagal melakukan programnya dan sekali terjatuh. Peringkatnya pun terjun bebas, ke peringkat 16. Sementara lawan-lawannya sudah berlenggang di posisi atas dengan selisih 20 poin dari Asada Mao yang hanya mendapatkan 55,51 poin.
Seluruh masyarakat Jepang bangun pagi dengan keterkejutan melihat berita Asada Mao di peringkat 16. Berita pun tak berhenti mengulas performa Asada Mao detik per detik dan mencari alasan mengapa dia tidak tampil maksimal. Asada Mao dalam interview setelah perlombaan juga mengatakan bahwa malam itu dia tidak bisa tidur sama sekali. Menyesali dan bertanya pada diri mengapa bisa gagal.
Super Comeback dari Asada Mao
Tapi rupanya kisah Asada Mao tidak berakhir di situ. Di hari kedua yakni free program, Asada Mao yang tampil di nomor ke-12 berhasil memukau penonton dengan comeback-nya yang super. Asada Mao sukses melakukan 12 teknik dengan sempurna–berbeda 180 derajat dengan apa yang terjadi hari sebelumnya. Kala menyelesaikan aksinya, Asada Mao terisak-isak menahan tangis. Tangis karena sukses melawan tekanan dari luar, dari pendukung tuan rumah, dari sesama atlet Jepang, dari media massa dan masyarakat. Berhasil memutarbalikkan keadaan. Asada Mao sukses mencatatkan namanya di posisi ketiga, menjadikan akumulasi nilainya melonjak, dan akhirnya finis di posisi 6. Naik 10 peringkat dari hari sebelumnya.
Melihat aksi Asada Mao yang bisa bangkit dari kegagalan, keterpurukan, dan tekanan dahsyat menjadikan masyarakat simpatik. Total ada lebih dari 7 juta tweet tentang Asada Mao dalam bahasa Inggris dan Jepang. Para atlet figure skate yang terkenal pun menyatakan pujian dan kekagumannya kepada Asada Mao.
1 thoughts on “Belajar dari Asada Mao | Berita Olimpiade Musim Dingin Sochi”