Belajar dari Saksi Prabowo-Hatta di MK
Menjadi saksi sungguh tidak mudah. Ada yang harus datang dari luar daerah, jauh-jauh ke pengadilan untuk memberikan kesaksian. Saksi juga harus mempersiapkan diri dengan data dan fakta, dan mempertanggungjawabkannya di depan hakim. Sudah habis uang, habis waktu, habis tenaga. Itulah makanya banyak orang mengelak ketika diminta menjadi saksi. Menjadi saksi itu penting dan dibutuhkan. Tapi sungguh amat tidak mudah.
Kenyataan mengenai pentingnya kesaksian seorang saksi inilah yang saya rasa tidak ada di mata pengacara atau ahli hukum Prabowo Hatta. Prabowo-Hatta membuang peluang emas yang ada di sidang digelar di gedung Mahkamah Konstitusi hari ini. Para saksi yang seharusnya bisa memperkuat bukti atas tuduhan kubu Prabowo-Hatta kepada Komisi Pemilihan Umum yang sudah bertindak curang, terstruktur, sistematis dan masif, justru tidak bisa memberikan pengakuan yang mendukung tuduhan itu.
Saksi-saksi Prabowo-Hatta di MK terlihat tidak dipersiapkan dengan baik. Ada beberapa kejadian lucu dan terkesan aneh terjadi di sebuah ruang sidang. Seorang saksi yang saat memberikan keterangan mengaku tidak berada di tempat menyaksikan kecurangan yang terjadi di TPS, sehingga membuat Hakim MK menyebut salah seorang saksi Prabowo-Hatta “main-main” lantaran tidak bisa memberi keterangan jelas tentang kehadiran saksi di TPS. Bagaimana bisa seorang saksi memberikan keterangan dengan benar jika kehadirannya saja di lokasi dipertanyakan?
Ada juga saksi yang memberi keterangan melihat dan mengetahui terjadinya kecurangan di TPS, tetapi tidak melakukan protes di TPS tersebut lantaran tidak mempunyai pengetahuan tentang itu. Ada lagi saksi yang berasal dari TPS 23 Desa Kepuh Kiriman, Waru, Sidoarjo yang ternyata memiliki data yang salah: bukannya data resmi KPU, melainkan data dari tim sukses Prabowo-Hatta. Artinya, kesaksiannya sudah gugur bahkan sebelum dia mengutarakan kejadiannya.
Malah ada saksi yang menangis sewaktu memberikan keterangan, entah apa maksud saksi sampai menangis saat mengatakan bahwa kubu Prabowo-Hatta dicurangi. Saksi bernama Rahmatullah tersebut dengan berlinang air mata memaparkan keterangan nya yang di ambil dari media. Akhirnya, ketua MK Hamdan Zoelva memerintahkan Rahmatullah untuk segera menghentikan kesaksiannya.
Kualitas saksi Prabowo-Hatta yang dihadirkan di muka persidangan mendapat kritikan keras dari Tim Hukum Jokowi-JK dan juga para majelis hakim MK. Dengan kondisi seperti ini, keterangan para saksi tersebut sangat lemah dan sulit dibuktikan, apalagi beberapa kesaksian dilakukan hanya berdasarkan orang lain atau hanya dengar-dengar dari orang lain. Saksi-saksi ini tidak ada yang memiliki nilai pembuktian kuat. Ada yang salah data, ada yang tidak memahami peraturan yang berlaku di dalam proses pemungutan suara, ada yang bahkan tidak berada di lokasi sesuai kesaksiannya, dan bahkan malah melibatkan emosi. Nilai saksi seperti ini sangat lemah dan tidak ada nilainya sama sekali dalam pembuktian.
Recommended for you
Baca Halaman Selanjutnya 1 2
2 thoughts on “Belajar dari Saksi Prabowo-Hatta di MK”