Belajar dari Tulang Jonny Sinaga – Bagaimana Tahan Tekanan
Pembicaraan singkat dengan Bapak Jonny Sinaga, Wakil Kepala Perwakilan Kedutaan Besar Republik Indonesia memantapkan hati saya. Malam itu kami belajar bahwa bertahan menghadapi tekanan adalah kunci sukses.
Bercengkrama dengan Tulang Jonny Sinaga
Dari minggu sebelumnya, saya telah berusaha menghubungi Bapak Jonny Sinaga (saya memanggilnya Tulang Jonny Sinaga) meminta ijin untuk bertamu dan bercengkrama dengan Beliau. Sekedar informasi, saya memanggilnya Tulang, karena bukan karena kami ada hubungan keluarga langsung. Tulang adalah panggilan hormat bagi orang yang lebih tua dalam Batak. Jadi ijinkan saya menuliskan dan memanggilnya Tulang tanpa mengurangi rasa hormat saya pada Beliau.
Tulang Jonny Sinaga menyetujui rencana itu. Jadilah kami bersembilan, saya dan 8 orang teman-teman kenshuusei Permata Sakura datang bertamu ke kediamannya Minggu 24 Februari 2014 malam. Meskipun pada keesokan hari Tulang harus mendampingi Bapak Dubes Yusron Ihza Mahendra menghadap Kaisar Jepang Akihito menyerahkan Surat Kepercayaan, Beliau tetap menyambut kami dengan senang hati.
Tiba kurang lebih pukul 18.00, kami mendengarkan kisah Tulang Jonny Sinaga. Tulang berkisah mengenai masa kecilnya Narumonda. Lahir di desa kecil di Sumatera Utara sama sekali tidak membatasi intelegensi dan potensi pria berkacamata ini. Walaupun sedari kecil bekerja terus siang malam membantu keluarga dan saudara-saudaranya, Tulang selalu menjadi juara kelas dan berhasil melanjutkan pendidikan di Jakarta dan kemudian mendapatkan beasiswa ke Amerika Serikat. Karirnya terus meningkat dan kini dia menjadi Wakil Kepala Perwakilan Kedubes RI di Jepang.
*Catatan:
Sebutan Tulang dalam lingkup kecil dikenakan pada saudara laki-laki kandung dari Ibu atau laki-laki yang bermarga sama dengan Ibu. Dalam lingkup besar, digunakan untuk menyebut orang yang dihormati.
4 thoughts on “Belajar dari Tulang Jonny Sinaga – Bagaimana Tahan Tekanan”