Belajar dari Zakheus
Saya ingin melihat seperti apa Dia. Seorang buta baru saja Dia sembuhkan sebelum Ia datang ke kota ini. Tapi, apakah Dia mau menemui saya, apalagi bila Dia tahu kalau saya adalah pemungut cukai? Saya dikenal sebagai orang yang jahat dan berdosa. Bertemu dengan orang biasa saja saya sudah merasa malu… apalagi harus bertemu dengan Yesus yang sangat terkenal ini.
Saya tidak berani mendekatinya secara langsung. Tapi tak apa-apa, saya cuma mau melihat-Nya saja. Ada gejolak dalam diri saya yang menyuruh saya untuk bertemu dengan Dia. Untuk melihat-Nya setidaknya. Eh, nyatanya saya tidak berhasil menerobos kerumunan orang yang riuh rendah menyambut Yesus yang terkenal ini. Tubuh saya pendek tidak mampu bersaing dengan orang-orang yang rebutan untuk menyalaminya di jalanan kota. Pupus sudah harapan saya ingin melihatnya. Apakah saya pulang saja yah?
Eh, ada pohon ara di depanku. Kalau naik pohon ini, saya pasti bisa melihat Yesus. Walaupun agak susah, namun saya harus semangat. Saya perlahan memanjat dan akhirnya tiba di dahan yang dapat saya duduki. Akhirnya, saya bisa melihat Yesus dari sini. Dia dielu-elukan oleh banyak orang. Saya pun ikut bersorak meneriakkan, “hosana, hosana!”
Eits, Yesus akhirnya melintas di bawah pohon yang kupanjat. Aku melihat wajah-Nya yang bersinar dan membuat hatiku damai. Melihat wajah-Nya saja tiba-tiba ketakutanku hilang. Saya masih tidak percaya dapat merasakan damai di dalam hati seperti ini. Tiba-tiba ia memanggilku. Ya benar, Ia menyebut namaku. Ia menyapaku terlebih dahulu. Ah, masak Yesus yang mencariku? Aku tidak percaya sama sekali. Bahkan, Ia makan bersama denganku dan tinggal di rumahku.
Belajar dari Zakheus
Alasan Zakheus mencari Yesus memang tidak dijelaskan oleh Alkitab, selain bahwa ia ingin melihat Yesus. Yang kita tahu dengan jelas, hatinya sangat bergembira ketika yang dicarinya, Yesus melihat, menyapa, bahkan mau menumpang di rumahnya. Harta miliknya menjadi tidak berarti, setengah hartanya akan diberikan kepada orang miskin dan orang yang pernah ia peras akan mendapat ganti empat kali lipat. Zakheus sangat bersukacita. Hatinya damai ketika akhirnya beban dan cemoohan bangsanya sendiri dapat terlepas. Pertanyaannya, apakah Zakheus yang mencari Yesus? Tidak. Usaha Zakheus memang patut diacungi jempol, tetapi Yesuslah yang terlebih dahulu menyapanya. Yesuslah yang mencari dan menyelamatkan Zakheus yang hilang.