Bencana dan Kesusahan yang Kita Alami
Iklan tentang Olimpiade Musim Dingin Sochi Rusia membuat saya sadar akan kasih Allah. Kasih yang jauh lebih besar dari bencana dan kesusahan yang kita alami.
Hidup tidak melulu hal-hal yang menyenangkan saja, ada saat tertentu di mana Tuhan mengijinkan untuk menghadapi perkara yang tidak menyenangkan, yang bisa datang dari keluarga, kerabat, orang lain, atau lingkungan di sekitar kita. Perkara-perkara yang sering membuat kita lelah dan sakit. Ada bencana banjir, kebakaran, gempa bumi, gunung meletus, hama dan wabah. Perang yang berkecamuk, teroris yang mengancam. Mengapa sih mesti ada perkara-perkara itu? Mengapa mesti ada kesusahan? Adakah Tuhan marah lalu menghukum dengan menurunkan bencana?
Bencana dan Kesusahan yang Kita Alami
Ketika Tuhan mengijinkan kita mengalami bencana dan kesusahan, Ia seperti seorang ibu yang mendorong anaknya berlatih di atas es. Sang Ibu tidak dendam atau marah lantas membawa anaknya ke atas ring es dan berharap anaknya jatuh aatau terluka. Sang ibu mengetahui potensi anaknya dan melatihnya sejak dini. Meskipun anaknya kadang terjatuh, luka, kesakitan, tetapi sang ibu tetap kuat dan membantu anaknya berdiri kembali. Berdiri lagi hingga akhirnya kuat dan siap berlaga di pentas olimpiade.
Dari iklan di atas saya sedikit belajar mengenai kasih Tuhan. Selama kita hidup, bencana dan kesusahan itu tidak akan pernah berhenti, ibarat hujan yang turun dalam hidup. Hujan deras yang terus menerpa dan membasahi tubuh kita yang renta ini. Tapi kita tidak dibiarkan Tuhan menggigil dan kedinginan. Tuhan memperlengkapi kita untuk tahan menghadapi hujan. Dia menyediakan payung untuk berlindung.
Hujan terus turun tak henti. Tempat kita berpijak mungkin mulai basah terendam air. Tanah longsor mungkin merusak tempat tinggal kita. Kita mungkin akan kehilangan seluruh harta benda yang kita punyai. Tapi itu jangan membuat kita keluar dari payung. Jangan pernah kita meninggalkan payung perlindungan Tuhan.
Sebab, di dalam payung perlindungan Tuhan itulah kita akan tetap tegar meskipun semuanya lenyap. Kita akan tetap kuat meskipun semuanya berlalu dihempaskan waktu. Dan ketika semuanya berlalu, Tuhan tetap memegang tangan kita untuk maju dan menang atas pencobaan dan kesusahan. Tuhan menopang kita untuk tetap tegar hadapi segalanya.
Ingat bencana dan kesusahan tidaklah menandakan Tuhan sedang marah. Bencana dan kesusahan akan terus terjadi dalam hidup. Yang jadi masalah adalah, adakah kita tetap dalam payung perlindungan Tuhan?
Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!
(Ayub 1:21)
Sumber Video: Youtube
Sumber Gambar : Youtube