Berbuat Baik
Mengapa kita harus berbuat baik?
Pertama, karena Tuhan itu baik (Mazmur 100:5). Sifat baik adalah karakter ilahi. Kebaikan Tuhan sudah tidak perlu kita ragukan lagi. Dia mati di kayu salib, menyelamatkan dan menebuas dosa kita, itulah kebaikan Tuhan. Nafas kehidupan, berkat jasmani dan rohani juga bukti lain dari kebaikan Tuhan. Dan yang terpenting, kebaikan Tuhan untuk semua orang, tidak pandang bulu. Semua orang akan memperoleh kebaikannya. Adakah kita sudah meneladani kebaikannya?
Kedua, berbuat baik adalah tanda hidup dipenuhi buah-buah roh kudus. Kebaikan adalah salah satu dari buah-buah roh. Hidup di dalam Tuhan, berarti kita dimampukan untuk menghasilkan buah. Jika kita belum menabur kebaikan, artinya hidup kita belum dipimpin oleh Roh, melainkan hidup dalam kedagingan.
Ketiga, menabur kebaikan, pasti akan menabur kebaikan. Firman Tuhan berkata, “Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya” (Galatia 6:7), Kalau kita menabur kebaikan kepada orang lain, maka kelak kita pun akan menuai kebaikan pula. Tatkala kita berbuat baik, menolong orang lemah, memaafkan kesalahan orang, tidak membeda-bedakan, kita akan mendapat kebaikan dari orang lain. Sebaliknya, jika kita menabur kejahatan, maka kejahatan pula yang akan kita tuai.
Saya teringat akan sebuah film berjudul Pay It Forward. Dalam film ini kita dapat menyaksikan betapa kekuatan kebaikan bisa menggerakan nurani orang-orang untuk mengasihi sesamanya. Sebuah kebaikan akan terus menerus berlanjut menjadi kebaikan-kebaikan berikutnya. Film yang indah dan secara halus menyemangati kita untuk terus berbuat kebaikan terhadap sesama.
Tidak ada alasan bagi pengikut Kristus untuk tidak berbuat baik.