Berdiam Diri Bersama Tuhan
Apa Arti Berdiam Diri?
Berdiam diri diartikan sebagai usaha sukarela untuk berpantang berbicara untuk sementara waktu supaya dapat mencapai suatu tujuan rohani, baik tujuan untuk membaca Firman, menulis renungan atau jurnal rohani, berdoa dan yang lainnya. Di dalam kehidupan sehari-hari kita, meluangkan waktu untuk berdiam diri bersama Tuhan menjadi tantangan tersendiri. Diperlukan disiplin dan usaha keras untuk dapat melakukannya.
Pentingnya Berdiam Diri Bersama Tuhan
Mengapa Alkitab mengajarkan kita untuk berdiam diri bersama Tuhan? Berikut adalah beberapa alasannya seperti yang terdapat dalam Alkitab.
- Untuk mengikuti teladan Kristus. Misalnya seperti dalam Matius 14:23, “Dan setelah orang banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri. Ketika hari sudah malam, Ia sendirian di situ.” Markus pun mencatat hal senada, “Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana.”
- Untuk mendengarkan suara Tuhan seperti yang dilakukan oleh Nabi Elia kala bertemu dengan Tuhan. Dalam kitab Habakuk 2:1 dituliskan juga hal serupa, “…aku mau meninjau dan menantikan apa yang akan difirmankan-Nya kepadaku, dan apa yang akan dijawab-Nya atas pengaduanku.”
- Sebagai ekspresi penyembahan kita kepada Tuhan. Seperti yang tertulis: “Berdiam dirilah di hadapan Tuhan ALLAH” Sebab hari TUHAN sudah dekat…”
- Sebagai ekspresi iman kepada Tuhan. Pemazmur menyatakannya sebagai berikut, “Hanya dekat Allah saja aku tenang dari pada-Nyalah keselamatanku” (Mazmur 62:2).
- Mencari keselamatan dan pertolongan dari Tuhan. “TUHAN adalah baik bagi orang yang berharap kepada-Nya bagi jiwa yang mencari Dia. Adalah baik menanti dengan diam pertolongan TUHAN” (Ratapan 3:24-25).
- Untuk memulihkan kekuatan jasmani dan rohani. “Marilah ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian dan beristirahatlah seketika!” (Sabda Yesus pada murid-murid dalam Markus 6:31).
- Untuk belajar mengontrol diri. “Jikalau ada seorang menanggap dirinya beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadahnya” (Yakobus 1:26).
Sumber Gambar : Flickr