Berdoa bagi Bangsa
“Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang, untuk raja-raja dan untuk semua pembesar, agar kita dapat hidup tenang dan tenteram dalam segala kesalehan dan kehormatan. Itulah yang baik dan yang berkenan kepada Allah, Juruselamat kita, yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran.” (1 Tim. 2:1-4)
Paulus di dalam suratnya kepada Timotius, memberikan pesan yang sampai sekarang masih begitu relevan dengan kehidupan kita di Indonesia. Paulus mengajak para jemaat untuk melihat apa yang dikehendaki Tuhan melalui doa-doa mereka: Tuhan ingin agar semua orang, termasuk pemerintah juga diselamatkan. Jika berkaca pada masa kini, keadaan pada zaman Paulus saat itu mungkin tidak berbeda jauh. Ada pemerintah yang memanfaatkan jabatannya untuk kepentingan pribadi, seperti mengambil keuntungan yang lebih besar atau menerima suap. Intinya, mereka tidak menjalankan tugasnya dengan baik yang pada akhirnya merugikan masyarakat luas.
Urgensi Berdoa Bagi Bangsa Indonesia
Keadaan Indonesia juga masih begitu jauh dari ideal. Korupsi yang merajalela, birokrasi yang membingungkan, belum lagi masalah pendidikan dan kesehatan yang belum berpihak kepada masyakarat kelas menengah ke bawah. Selain itu, masih ada masalah kebebasan beragama dan berpendapat yang juga seing menjadi masalah. Tetapi, daripada mempermasalahkan semuanya itu, alangkah baiknya jika kita melihatnya dari sisi lain. Sisi lain? Apa maksudnya?
Sisi lain di sini adalah sisi di mana kita melihat persoalan-persoalan itu bukan sebagai masalah, melainkan sebuah tantangan untuk dapat kita selesaikan. Sebenarnya jika dilihat lebih seksama, ternyata begitu besar berkat Allah bagi bangsa Indonesia ini. Ada banyak barang tambang dan sumber daya energi yang tersedia bagi bangsa ini. Ada banyak tempat wisata yang sungguh menganggumkan, tidak hanya bagi bangsa ini, tetapi juga bagi seluruh dunia. Luar biasa bukan?
Saya jadi teringat sebuah lagu yang saya nyanyikan sewaktu masih sekolah minggu. Lagu ini juga menjadi lagu favorit dari Erika Mellina, salah seorang sahabat saya. Sebuah lagu yang bagi saya pribadi yang kembali mengingatkan saya akan pentingnya bersyukur, apalagi untuk bangsa ini, Indonesia. Judulnya Betapa Kita Tidak Bersyukur.
Betapa kita tidak bersyukur
bertanah air kaya dan subur
lautnya luas, gunungnya megah
menghijau padang bukit dan lembah
Itu semua berkat karunia
Allah yang Agung Mahakuasa
itu semua berkat karunia
Allah yang Agung Mahakuasa
(KJ 337)
Mari Berdoa bagi Bangsa Indonesia
Jadi, sudah saatnya kita berhenti mengeluh akan semua keadaan bangsa ini. Memang benar bangsa ini memiliki segudang masalah yang belum dapat diselesaikan. Tetapi, ini bukanlah alasan bagi kita untuk tidak bersyukur. Lagu di atas mengingatkan saya pribadi akan betapa kayanya bangsa ini, lautnya luas, gunungnya megah, bukit dan lembah yang hijau. Semuanya itu berkat karunia dari Allah yang Mahakuasa.
Mulai sekarang, masukkanlah Bangsa Indonesia ke dalam setiap doa syafaat yang kita panjatkan. Seperti yang Paulus ajarkan, bahwa mendoakan memberikan dampak yang jauh lebih besar daripada sekadar mengeluh atau berkeluh kesah. Mari Berdoa bagi Bangsa Indonesia!
Sumber Gambar : BlogSpot