Berhenti Sejenak dan Membantu Orang Lain
Akhir bulan Juni kemarin adalah penutupan kuarter 2 dalam perusahaan kami. Sudah setengah tahun rupanya kami lalui, tidak terasa waktu berlalu. Kebetulan hari ini tanggal 1 Juli ada acara bersama dengan rekan-rekan distributor perusahaan di salah satu hotel. Selepas cara berakhir setelah makan siang, kami mengadakan rapat dan evaluasi bersama. Mulai dari para salesman, manajer produk, marketing produk, teknikal, hingga para staff administrasi.
“Saya rasa rapat hari ini akan berlangsung sampai malam, mohon untuk menghubungi keluarga kalian masing-masing,” ujar sales manajer yang memimpin rapat ini. “Tenang saja, saya sudah memesankan makan malam kalian juga,” lanjutnya lagi. Setelah makan malam dan istirahat sejenak sekitar pukul 5 sore, kami melanjutkan rapat. Semua juga sudah mengabari keluarga masing-masing bahwa akan terlambat pulang ke rumah hari ini.
Terlihat beberapa teman gelisah. Mungkin sudah tidak nyaman atau sudah tidak berkonsentrasi lagi. Waktu yang sudah menunjukkan pukul 8 malam ditambah esok yang adalah hari libur membuat masing-masing dari kami berharap rapat ini segera selesai. Sekitar jam 9.30 malam rapat berakhir, dan semua orang bergegas pulang ke rumah masing-masing. Liburan dua hari sudah di depan mata setelah hampir seharian bekerja dan rapat.
Mereka semua terburu-buru meninggalkan ruangan hotel, dan tanpa sengaja salah seorang sales (kami tidak tahu siapa) menabrak seorang staff administrasi hotel. Ratusan lembar kertas dari map-map tersebut akhirnya berjatuhan ke lantai. Beberapa diantara kami menengok dan melihat kepanikan staff tersebut. Mungkin saja kertas-kertas tersebut cukup penting atau dibutuhkan segera. Namun, mayoritas dari kami terus berjalan menuju ke parkiran. Ingin segera pulang ke rumah.
Berhenti Sejenak dan Membantu Orang Lain
Tapi satu orang di antara kami berhenti. Saat hampir semua teman-teman yang lain sudah meninggalkan area lobby hotel. Saya pun jadi terdiam sejenak. Hanya tinggal kami berdua. Teman saya kemudian melihat pegawai yang panik itu dan mulai membungkukkan badan dan membantu mengumpulkan kertas-kertas yang berserakan. Karena saya belum berkeluarga, dan tidak perlu buru-buru untuk kembali ke rumah, saya pun memutuskan untuk membantunya. Sekitar 15 menit kami mengumpulkan dan menyusun kembali kertas-kertas tersebut sesuai dengan perintah staff tersebut. Ternyata kertas-kertas ini dibuat berurutan tanggal dan nomor resi pembayaran.
Selepas merapikan semua kertas-kertas, staff tersebut langsung memohon diri untuk bertemu dengan manager hotel di lantai atas. Dia memohon kami untuk tinggal sejenak dan menunggunya di kursi sofa lobby. Sekitar 5 menit kemudian, dia kembali dan mengajak kami untuk pulang bersama dengan suami dan anaknya yang sudah menunggu di mobil.
Dia meminta kami untuk turut serta dengan mobilnya dan mengantarkan kami pulang. Wah! Pas banget, badan lelah bekerja, dan bisa kembali ke rumah tanpa perlu naik kereta atau bus. Sepanjang perjalanan kami pun bertukar cerita. Ternyata kertas-kertas itu adalah lampiran laporan keuangan hotel tersebut. Dan meskipun bukan kesalahan kami membuat kertas-kertas itu jatuh dan berantakan, namun berkat bantuan kami, dia tidak dimarahi bosnya. Bahkan dia diberikan pujian karena lampiran dokumennya lengkap dan rapi.
Kami berdua bersyukur telah memutuskan sesuatu yang benar. Staff yang kini telah menjadi teman baru kami ternyata juga punya kesibukan. Sama dengan kami. Dan dia juga punya keluarga yang menunggunya untuk pulang ke rumah. Namun, keputusan untuk meluangkan 15-20 menit waktu kami ternyata menghasilkan sesuatu yang baik. Selain bisa menumpang sampai rumah, kami juga punya kenalan baru lengkap dengan keluarganya yang juga ramah.
Hari ini, di tengah-tengah kesibukan kita, maukah kita berhenti sejenak dan membantu orang lain yang membutuhkan pertolongan kita?