Bertahan Bak Bambu
Pohon Bambu |
Cerita tentang Putri Bambu terdapat dalam beberapa versi di Jepang, Korea, dan Tiongkok. Budaya di negeri-negeri itu menjunjung tinggi keistimewaan, keindahan, dan kegunaan pohon bambu.
Rahasia ketahanan bambu terhadap angin kencang terletak pada sikapnya. Ketika diterpa badai, pohon-pohon lain berdiri kaku dan tegak seakan-akan menantang kekuatan angin. Akibatnya ranting dan batangnya bisa patah. Sebaliknya, bambu justru merunduk dan menunduk. Bambu membiarkan diri diarahkan oleh tiupan angin sampai termiring-miring. Batang bambu bersifat lentur, yaitu bisa berlekuk atau melengkung. Sifat lentur itu menyebabkan pohon bambu mampu bertahan dalam badai atau topan. Sifat lentur itu mampu memulihkan kembali sikap tegak bambu setelah badai berlalu. Pohon lain berkonfrontasi terhadap angin, padahal bambu beradaptasi.
Agaknya kita bisa belajar dari bambu. Bukankah kita pun bagaikan pohon yang sewaktu-waktu diterpa oleh badai persoalan, kesulitan, dan penderitaan? Apa sikap kita menghadapi terpaan angin kencang? Apa kita menantang dan melawan angin seperti pohon lain? Bisa jadi kita akan patah dan tumbang. Atau kita bersikap lentur seperti pohon bambu, yaitu merunduk dan menunduk dampai termiring-miring sekalipun? Dengan sikap itu kita bisa bertahan dan kemudian pulih kembali. Sifat lentur yaitu berkeluk dan melengkungkan diri adalah rahasia untuk bertahan.
Maukah kita seperti bambu yang mau merunduk dan menunduk menyerahkan setiap masalah kepada Tuhan?
1 thoughts on “Bertahan Bak Bambu”