Cara yang Tuhan Pakai
Naomi bukanlah tokoh asing bagi telinga kita. Ada banyak orangtua yang menamai anaknya Naomi. Naomi juga adalah nama salah seorang sepupu saya, anak tulang (dalam adat Batak, paman). Naomi adalah salah satu tokoh terbesar di dalam Alkitab. Mengapa saya katakan seperti itu? Karena ada hal-hal luar biasa yang dapat kita pelajari dari kehidupan Naomi termasuk cara yang Tuhan pakai dalam mengangkat kehidupannya.
Kisah kehidupan Naomi ada di Kitab Rut. Secara tidak langsung, Naomi ada di dalam silsilah raja-raja Israel, yang juga berarti ia turut serta di dalam karya keselamatan Allah kepada dunia, melalui Yesus Kristus. Naomi adalah mertua dari Rut, yang kelak menjadi istri Boas dan ibu dari Obed, kakek dari Daud.
Cara yang Tuhan Pakai dalam Hidup Kita
Mari kita pelajari kehidupan Naomi. Naomi adalah seorang istri yang sempurna. Punya suami yang baik dan setia, serta dua orang anak. Amat ideal. Mungkin itu yang kita pikirkan saat membaca kisah awal kehidupan Naomi. Bencana kelaparan membuat mereka sekeluarga harus pindah ke Moab, dan tinggal di daerah itu sebagai orang asing. Suaminya kemudian meninggal dan meninggalkan Naomi sebagai janda yang harus mengurusi anak-anaknya. Anak-anaknya kemudian menikahi perempuan Moab, Orpa dan Rut. Singkat cerita, Mahlon dan Kilyon meninggal, meninggalkan Naomi seorang diri di negeri asing bersama dengan kedua orang menantunya.
Seandainya Naomi pernah bermimpi untuk pulang ke kampung halamannya dengan membawa kekayaan dan kesuksesan, kembali ke Betlehem justru akan menjadi mimpi buruk bagi kehidupannya. Ia kehilangan seluruh keluarganya, dan kini, hanya tinggal Rut yang memutuskan untuk ikut dia kembali ke Betlehem, dengan kepedihan hati yang sangat mendalam. “Janganlah sebutkan aku Naomi [kesukaan], sebutkanlah aku Mara [kepahitan],” itulah perkataan Naomi kepada kerabatnya, “sebab yang Mahakuasa telah melakukan banyak yang pahit kepadaku” (Rut 1:20).
Namun, ternyata kisah sedih ini bukanlah akhir dari kehidupan Naomi. Ketika Naomi seakan-akan putus asa dan akan meyerah, ia melihat kasih Tuhan melalui diri Rut. Rut berkata, “Tuhan yang rela mengaruniakan kasih setia-Nya kepada orang-orang yang hidup dan yang mati!” (Rut 2:20). Pintu yang seakan-akan telah tertutup, menjadi terbuka lebar bagi Naomi. Keputusan Rut untuk mengikuti Naomi kembali ke Betlehem juga berbuah manis, di mana pada akhirnya ia menikah dengan kerabat dari keluarga Naomi.
Kitab Rut di dalam Perjanjian Lama adalah kisah yang amat indah. Salah satu kitab terpendek di Alkitab ini memberikan kepada kita sebuah gambaran di mana Allah sering bekerja untuk menyatakan kasih-Nya di dalam setiap umat-Nya, bahkan di saat-saat sulit dan duka sekalipun. Kitab ini juga menjadi saksi dan peneguhan iman kita bahwa cara yang Tuhan pakai kadang-kadang memang tidak dapat kita selami dengan pikiran kita.
Kiranya, kita semakin dikuatkan dengan kejutan-kejutan Allah di dalam hidup ini. Anda dan saya tidak akan pernah dapat membayangkan, hal-hal ajaib dan mencengangkan yang dapat Allah pakai untuk menyatakan kebaikan-Nya di dalam hidup kita.