Dewasa Rohani: Belajar dari Titus
Ada orang yang mendefinisikan bahwa kerohanian hanya berhubungan dengan doa yang teratur dan lama, pembacaan Alkitab yang khusyuk, rajin mengikuti acara gereja dan semangat dalam melayani. Ya, hal-hal ini memang bisa dijadikan parameter untuk mengukur kerohanian, namun kerohanian bukan sekedar itu. Kerohanian tidak dibatasi oleh waktu, acara, dan tempat.
Mencapai Kedewasaan Rohani
Kerohanian yang sejati justru adalah gaya hidup yang memuliakan Allah. Kita bisa berjumpa dengan Allah dalam setiap detil kehidupan kita. Jadi, kerohanian adalah sebuah gaya hidup. Ini berbicara tentang mengenal Allah secara dekat setiap waktu dan melalui berbagai hal. Apakah kita berpola pikir rohani? Apakah kita melakukan segala sesuatu untuk Allah? Orang yang seperti inilah yang dipakai Allah menjadi alat-Nya.
Kita bisa membaca kisah mengenai Titus dalam kitab Titus. Kitab Titus adalah Surat Paulus yang ditujukan pada Titus. Paulus sebagai bapak rohani memberikan nasihat-nasihat kepada Titus dalam pelayanannya. Meskipun Titus masih muda, namun dia dipercaya Paulus untuk menjadi seorang pelayan di Kreta (Titus 1:5). Titus juga diberi kepercayaan untuk melayani dan membantu jemaat bertumbuh dalam iman, pengetahuan akan kebenaran dan kesalehan (Titus 1:1).
Mari kita belajar dari Titus, seorang muda yang dipakai Tuhan secara luar biasa. Kita bisa melihat beberapa nasihat Paulus kepada Titus yang bisa kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Pertama, menguasai diri dalam segala hal (Titus 2:6). Menguasai diri adalah kekuaran kepribadian seseorang. Bagaimana kita bertindak menyingkapi masalah yang ada di lingkungannya. Bagaimana kita bisa tetap tenang dan tidak mudah terpengaruh dunia luar. Ini kunci pertama mencapai kedewasaan rohani.
Yang kedua, adalah menjadikan diri sebagai teladan. Teladan untuk berbuat baik. Untuk dapat melayani Tuhan, perlu ada kemauan keras dan usaha tak kenal lelah untuk menjadi teladan. Untuk menciptakan keteladanan ini, kita bisa membaca nasihat yang diberikan oleh Paulus. Paulus menulis agar jujur dan bersungguh-sungguh dalam pengajaran. Dalam bahasa Inggris, kata jujur adalah integrity, atau integritas. Untuk dapat menjadi teladan, perlu keselarasan antara perkataan dan perilaku. Ini kunci kedua mencapai kedewasaan rohani.
Inilah dua hal yang bisa kita pelajari dari Titus. Mengendalikan diri dan berusaha menjadi teladan. Dua hal ini yang bisa membantu kita untuk terus bertumbuh mencapai kedewasaan rohani. Selamat berusaha teman-teman!