Disukai Tuhan dan Manusia
Semua manusia pasti senang bila dirinya disukai orang lain. Terlebih lagi, apabila disukai oleh Tuhan, bukan main senangnya. Tapi bagaimana caranya agar bisa disukai Tuhan dan manusia?
Rupanya banyak dari kita yang salah sangka. Mereka berusaha menjadikan dirinya agar disukai oleh orang lain, bahkan sampai ikut-ikutan hal yang tidak baik. Mereka beralasan dengan cara itulah mereka dapat diterima oleh temannya. Tapi saya mau tegaskan disini, pandangan itu salah. Seharusnya kita berusaha agar Tuhan menyukai kita, kemudian dengan sendirinya, kita akan disukai oleh orang lain.
Coba kita baca di Kitab 1 Samuel 2:26, disitu tertulis, “Tetapi Samuel yang muda itu, semakin besar dan semakin disukai, baik di hadapan Allah maupun di hadapan manusia.” Ya, contoh kita kali ini adalah mengenai Samuel. Samuel dikatakan disukai oleh Allah dan manusia. Apa yang diperbuat Samuel sehingga Allah dan manusia menyukainya? Jawabannya ada di 1 Samuel 3:19, “Dan Samuel makin besar dan Tuhan menyertai dia dan tidak ada satu pun dari Firman-Nya itu yang dibiarkan-Nya gugur.” Ini adalah jawabannya. Samuel yang tinggal di Bait Allah sejak kecil, selalu mendengarkan dan melakukan apa yang difirmankan Tuhan. Samuel tidak pernah melupakan satu pun dari firman itu. Samuel tidak pernah menyangkal atau tidak menaati firman Tuhan.
Kita semua harusnya sadar, manusia adalah ciptaan Allah, menurut gambar dan rupanya. Jadi sudah seharusnyalah kita mencerminkan pribadi Allah. Allah sendiri memberikan bantuan kepada kita, bagaimana pribadi Allah yang sebenarnya. Selain dari Alkitab, Allah juga berfirman kepada kita, saat kita berdoa dan beribadah kepada Tuhan. Jadilah seperti Samuel, yang setia diam di dalam Rumah Tuhan, dan terlebih lagi merenungkan dan melakukan semua firman yang diperintahkan oleh Allah. Saya yakin, apabila kita sudah melakukannya, niscaya orangtua, saudara, teman, dan orang-orang lainnya akan menyukai kita. Tapi terlebih lagi, Bapa kita di surga akan tersenyum dan menyukai kita. Haleluya!