Dua Penyamun dan Yesus
Dua orang, pada satu tempat, satu waktu, sama-sama diperhadapkan pada hal yang sama, ternyata bisa membuat keputusan yang berbeda. Ini terjadi pada dua orang penyamun yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus. Satu orang di sebelah kiri, sedangkan yang lainnya di sebelah kanan. Mereka menerima hukuman salib karena kejahatan yang mereka lakukan. Ini kisah dua penyamun dan Yesus.
Kisah Dua Penyamun dan Yesus
Sebelum sampai ke salib, kedua penyamun ini mungkin sudah malang melintang di dunia kejahatan. Tapi, siapa laki-laki di tengah ini? Apakah kejahatan yang Dia perbuatan sampai harus disalibkan? Lalu mengapa Dia tetap diam walaupun disesah sedemikian rupa? Benarkah Dia menyebut diri-Nya raja? Siapa gerangan Dia?
Penjahat yang pertama menghujat Yesus. Mungkin ia berpikir, jika orang yang berbuat baik dan berbuat jahat sama saja nasibnya, untuk apa menyusahkan diri dengan sedikit kebaikan dan empati. Tapi berbeda dengan penjahat kedua, dia tertegun dengan sosok Yesus, yang baru pertama dilihatnya. Ada kepasrahan dan sikap koreksi dalam dirinya. Dia yakin kebenaran itu tetap ada walaupun ia tersangkut di salib: Yesus tidak bersalah. Saya bersalah.
Kepada Yesus, penyamun kedua menyampaikan permintaannya: “Yesus, ingatlah aku, apabila engkau datang sebagai Raja.” Ia hanya meminta Yesus untuk mengingatnya. Itu lebih dari cukup baginya, orang yang berdosa. Namun Yesus memberi jauh melebihi yang dia minta. Tidak sekedar mengingat, tetapi hari itu juga ia bersama dengan Yesus di Firdaus.
Dua orang, satu waktu, satu tempat, satu kejadian, memandang satu Yesus. Apa yang mereka lihat dalam diri Yesus bisa berbeda satu sama lain, tetapi orang yang memilih yang terbaik sudah menerima upahnya. Bagaimana dengan kita? Sadarkah bahwa sesungguhnya kita juga adalah “penyamun” yang seharusnya juga disalibkan karena dosa-dosa kita? Yesus ada di sana, pandanglah Ia, dan ambillah keputusan untuk mempercayai-Nya sepenuhnya. Dengan kasih dan kuasa-Nya, Dia sanggup membebaskan kita dari segala hukuman dosa.
Jadi apakah pilihanmu?
Disarikan dari Lukas 23: 33-43
Sumber Gambar : BlogSpot