Edge of Tomorrow: Asyiknya Ketidakpastian
Jumat malam kemarin saya berkesempatan menonton film bersama dengan teman dan adik-adik kelas. Setelah seharian mengikuti acara EE Days lalu berfoto bersama dengan teman-teman Elektro 2010, saya memutuskan untuk mengikuti ajakan seorang adik untuk menonton film. Meskipun badan agak lelah, namun rasanya tidak salah untuk sesaat menghibur diri setelah hampir delapan bulan fokus mengerjakan Tugas Akhir.
Tiba di Bandung Indah Plaza (BIP) sekitar pukul 18.45, kami kemudian berkumpul di Food Court di depan bioskop. Tiket film juga sudah dibeli terlebih dahulu. Malam ini kami akan menonton film Edge of Tomorrow.
Edge of Tomorrow
Manusia dikisahkan sedang berperang melawan Mimic, alien yang datang ke bumi. Militer NATO membentuk federasi United Defense Forces (UDF) untuk mengatur peperangan di Eropa. Sebelumnya, pengenalan eksoskeleton telah memberikan UDF kemenangan atas Mimic di Verdun. Mayor William Cage (Tom Cruise), juru bicara UDF dan perwira di Angkatan Darat Amerika Serikat, dipanggil ke London untuk bertemu dengan Jenderal Brigham, komandan UDF. Terinspirasi oleh kemenangan di Verdun, UDF bermaksud untuk meluncurkan Operasi Downfall, invasi besar-besaran melawan Mimic di garis pantai Perancis. Cage menolak untuk bergabung dengan pasukan garda depan itu, akhirnya ia ditangkap dan dilucuti pangkatnya. Cage lalu dikirim ke pangkalan di Bandara Heathrow, Inggris. Inilah awal mula kisah ini.
Keesokan paginya, Cage bersama dengan ratusan ribu pasukan memulai serangan besar-besaran di pantai Perancis. Ternyata Mimic telah mengantisipasi serangan itu. Banyak pasukan yang terluka dan mati. Serangan gagal total. Pada kondisi terdesak, Cage berhasil membunuh salah satu Mimic dan mati tersiram darahnya. Cage kemudian terbangun di pagi sebelumnya di Heathrow, dengan posisi dan kondisi yang sama. Cage sadar bahwa ia terjebak dalam lingkaran waktu, di mana setiap kali ia mati, ia me-reset waktu dan kembali ke hari sebelum invasi.
Waktu terus bergulir maju dengan cara yang sama, kemudian waktu kembali mundur setiap Cage mati. Plot waktu yang maju mundur membuat saya sedikit bingung dengan alur maju-mundur. Setelah beberapa kali mati dan hidup, Cage akhirnya mengetahui kalau Mimic yang ia bunuh adalah Alpha. Ketika Cage disiram oleh darah Alpha, ia mendapatkan kemampuan untuk me-“reset” waktu. Namun, untuk mengalahkan semua Mimic, Cage harus menghancurkan Omega.Omega sendiri adalah otak atau pengendali dari semua Mimic yang ada di dunia. Lokasi Omega Cage dapatkan melalui visi pada momen-momen tertentu.
Bersama dengan Rita (Emily Blunt), mereka terus berupaya menemukan langkah selanjutnya. Mulai dari latihan berperang, kabur dari pantai, hingga memilih mobil menuju Bendungan di Pegunungan Alpen. Semuanya dilalui hingga ratusan bahkan ribuan pengulangan. Setiap kali gagal, Cage harus memastikan dirinya mati agar kemampuannya tidak hilang. Akhirnya mereka sampai pada titik bahwa mereka harus menuju Whitehall dan meminta Jenderal Bringham memberikan alat transponder yang telah diciptakan. Alat ini dapat memastikan lokasi Omega jika disuntikkan ke dalam Alpha atau seseorang dengan kemampuan me-reset waktu seperti Cage.
Recommended for you
Baca Halaman Selanjutnya 1 2