Hidup Berkelimpahan
Membumbung tinggi. Hidup… seperti yang dikehendaki Tuhan akan memungkinkan kita untuk menjalani kehidupan megatasi rasa takut yang berlarut-larut, takhayul, rasa malu, sikap pesimis, rasa bersalah, kegelisahan, kekhawatiran, dan segala sikap negatif lain yang membuat orang tidak menjalani hari-hari mereka sebagai anugerah dari Tuhan. Hidup yang berkelimpahan akan membuat orang memulai hari-harinya dengan berkata, “Tuhan, aku adalah milikmu. Hari ini adalah kepunyaan-Mu. Aku serahkan segala masalahku kepada-Mu ketika aku memulai hari yang baru ini. Aku tahu aku akan berjuang dan menggapai-gapai, dan bahkan mungkin aku akan tersandung, tetapi aku tahu Engkau bersamaku dan Engkau akan memakai setiap pengalaman dalam hidupku untuk meningkatkan kemampuanku untuk menerima kekuatan yang lebih besar dan lebih besar lagi dari-Mu.”
Mengabaikan. Hidup… seperti yang dikehendaki Tuhan akan menyebabkan kita menolak untuk menerima petunjuk dari orang-orang yang menjalani hidupnya dengan perspektif yang murni manusiawi. Akan terasa aman berada di dalam kebenaran, sementara mengabaikan opini mayoritas orang. Akan terasa berani untuk membela apa yang benar tanpa rasa takut diolok atau dianiaya. Orang-orang yang menerima hidup yang berkelimpahan tidak perlu menyenangkan orang lain karena mereka terus bertumbuh dalam perkenan Tuhan.
Mengambil risiko. Hidup… seperti yang dikehendaki Tuhan akan meinmbulkan keberanian bagi kita untuk mencoba yang mustahil di dalam keyakinan yang terus-menerus bahwa segala sesuatu adalah mungkin bagi Dia. Karena kelimpahan itu bersifat non-materi, bukan materi, maka sangat kecil rasa takut akan kehilangan kelimpahan itu. Dan kita bisa hidup di luar perangkap kekhawatiran akan kehilangan “barang”.
Melepaskan. Hidup… seperti yang dikehendaki Tuhan akan melonggarkan genggaman kita pada segala seuatu karena rasa aman dan puas berasal dari Allah. Uang, harta benda, status, bahkan hubungan adalah sarana yang dipakai Tuhan untuk memberkati kita, supaya pada gilirannya, kita juga dapat memberkati orang lain. Karena Ia memiliki semuanya, kita tidak perlu mencengkeram dan bergelantungan.
Hidup yang berkelimpahan hanya mempunyai satu syarat saja, yaitu harus mau menukas hidup kita yang lama–yakni jalan hidup kita yang lamal cara lama kita dalam memilih, berpikir, dan berperilaku–dengan hiduo yang baru, berupa kehidupan yang diukir dan diarahkan oleh Tuhan. Penukaran ini dimulai dengan sebuah keputusan, namun berjalan seumur hidup. Hidup yang berkelimpahan bukanlah sesuatu yang kita tuntut, melainkan sesuatu yang kita terima. Dan kita akan memulai menerimanya ketika kita menjadi warga negara kerajaan batu Sang Mesias.