Hidup seperti Naik Sepeda
Albert Einstein pernah memberikan nasihat kepada putranya, “Hidup seperti naik sepeda. Untuk mempertahankan keseimbangan, kau harus terus bergerak.” Sebuah nasihat yang saya rasakan amat dapat diterapkan di dalam hidup ini.
Hidup seperti Naik Sepeda
Banyak orang yang percaya dengan imannya bergerak maju melalui berbagai cobaan dan rintangan yang dialami. Tetapi kadang, ada suatu masalah yang membuat kita kehilangan keseimbangan dan terjatuh. Jatuh terkadang begitu menyakitkan, sehingga amat sulit untuk kembali bangun dan meneruskan perjalanan. Jatuh terkadang juga membuat kita merasa ditinggalkan oleh Allah dan membuat keadaan semakin buruk.
Jadi, ketika kita jatuh di dalam perjalanan kehidupan iman, kita harus sepenuhnya sadar bahwa semuanya itu hanyalah sebuah keadaan sesaat. Kita harus mau bangkit dan kembali mengayuh sepeda tersebut untuk terus maju. Meskipun kita tahu–bahwa di depan sana, akan ada batu yang lebih besar–kita harus tetap mengayuh dan maju. Kita percaya bahwa Allah memampukan kita untuk melalui semua rintangan dan cobaan tersebut. Lebih jauh lagi, kita juga percaya bahwa Ia akan membantu kita untuk bangun kembali di saat kita jatuh.
Hidup kadang membuat kita menjadi takut akan cobaan dan rintangan yang ada. Tetapi Yesus menjanjikan sebuah kekuatan luar biasa–sebuah kekuatan bagi siapa saja yang mau percaya kepada-Nya sepenuhnya–untuk melalui segala hal baik dan buruk di dalam hidup ini.
Sumber Gambar : BlogSpot
1 thoughts on “Hidup seperti Naik Sepeda”