Imanuel: Allah Menyertai Kita
Kata Imanuel mungkin sudah tidak asing lagi di telinga kita. Mungkin sudah berulang kali, atau malah setiap kali Natal, kita mendengarkan kata “Imanuel” ini. Bahkan ada juga beberapa orangtua yang memberikan anaknya nama “Imanuel”.
Dalam Matius 1:23 tertulis: “Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia “Imanuel” yang berarti: Allah menyertai kita. Sungguh betapa indah dan berbahagia mengetahui bahwa Allah menyertai kita.
Allah Menyertai Kita
Dalam keadaan yang menyenangkan dan gembira, kita bisa saja melihat banyak kawan atau teman yang mengunjungi dan berbicara kepada kita. Kita merasa tersanjung dan bergembira karena banyaknya orang yang turut bergembira bersama dengan kita. Tapi, ada pula saatnya dimana kita mengalami kesedihan dan penderitaan. Masihkah ada orang yang dengan tulus hati bersama dan turut merasakan kesedihan bersama dengan kita?
Tapi, tenang saja. Masih ada satu pribadi yang tetap setia dan bersama-sama dengan kita selalu. Ya, Dia adalah Tuhan Allah. Mari kita merenungkan kembali betapa dalamnya makna kata Imanuel: Allah menyertai kita. Kata ini menunjukkan kesetiaan dan kebaikan Allah kepada manusia. Manusia yang berdosa, yang seharusnya mendapat hukuman dan mati, malahan semua konsekuensi itu dihapuskan. Bukan begitu saja dihapuskan, Allah dalam rupa Yesus Kristus, rela meninggalkan sorga turun ke dalam dunia untuk menjadi sama dengan manusia. (Filipi 2: 5-8) Bayangkan Allah rela turun ke dunia untuk menjadi manusia! Menjadi sama dengan manusia, merasakan rasanya lapar, lemah, ketakutan, pengkhianatan! Semuanya itu menunjukkan satu hal: ALLAH MENYERTAI KITA.
Jangan pernah kita mengatakan: Tapi kan Tuhan tidak tahu bagaimana perasaan saya, sakit dan penderitaan saya. Jangan pernah berkata seperti itu. Kita sudah melihat sendiri bahwa Allah juga turut merasakan hal yang sama, yang dialami manusia. Allah tidak hanya diam saja dari sorga, tapi Dia bertindak. Dia mau bersama dengan kita dan menyertai kita. Bahkan Dia rela mati untuk menggantikan kita yang berdosa kepada Allah.
Ya, sekali lagi saya mau katakan bahwa Allah menyertai kita. Setiap hari, setiap jam, bahkan tiap detikĀ pun Allah tidak pernah meninggalkan kita. Kalau begitu, masakan kita masih takut? Masakan kita masih kuatir? Sudah tidak ada lagi masalah yang sulit atau tidak bisa diselesaikan, karena Allah menyertai kita. Percayalah itu!
Sumber Gambar : BlogSpot