Ingatan yang Lebih Berharga dari Hidup
Beberapa waktu yang lalu ada acara televisi Jepang yang mengisahkan keluarga dengan sang istri yang mengidap penyakit Alzheimer. Penyakit Alzheimer adalah penyakit yang banyak menyerang di usia senja sekitar 50-60 tahun ke atas, di mana ada protein tertentu (beta amiloid) yang terakumulasi di otak yang merusak memori ingatan dan fungsi mental manusia lainnya. Protein yang terakumulasi itu akan merusak sel-sel otak secara perlahan bahkan tanpa disadari oleh penderita. Memori ingatan yang hilang membuat penderita bingung mau mengerjakan apa, lupa bagaimana cara menyendok makanan, membuka tutup toples, lupa cara menyalakan televisi, dan hal-hal teknis lainnya. Beberapa bahkan lupa akan siapa dirinya, keluarganya, dan orang-orang lain di sekitarnya. Hal ini yang kemudian membuat penderita tidak bisa konsentrasi, bingung, mengalami ilusi, mudah emosi, dan hal-hal lain yang makin membuatnya tertekan. Hingga saat ini diberitakan belum ada pengobatan yang paten untuk penderita Alzheimer. Hanya beberapa pengobatan dipercaya bisa memperlambat efeknya.
Ingatan yang Berharga dan Penting
Sambil menonton kisah bagaimana sang suami merawat istrinya yang kini tidak bisa apa-apa, saya jadi merenungkan betapa pentingnya memori atau ingatan manusia, bahkan sama pentingnya dengan hidup itu sendiri. Kita cenderung lupa dan menganggap enteng fungsi otak yang satu ini, fungsi ingatan. Kadang kita dengan mudah mengabaikan atau melupakan hal-hal sembarangan. Tidak mau latihan berpikir dan mengingat sesuatu dengan sungguh-sungguh. Di lain sisi, kita mudah marah ketika seseorang bercerita atau berbicara hal yang sama berulang-ulang. Dari hal-hal inilah saya tahu bahwa fungsi ingatan adalah satu hal yang justru paling sulit diingat.
Ada kisah ekstrim yang menggambarkan betapa pentingnya ingatan dibanding hidup manusia sendiri. Ini kisah dari drama di stasiun TV Jepang, terlepas dari faktualitasnya, saya pikir kita bisa belajar. Begini kisahnya: ada seorang pasien wanita dewasa penderita penyakit tumor di otak. Untuk dapat menyelamatkan nyawanya, mesti dilakukan operasi pembedahan otak. Namun resikonya cukup besar karena berdekatan dengan hippocampus, bagian otak yang mengatur ingatan jangka pendek dan jangka panjang serta navigasi spasial. Singkat cerita orangtua pasien menyetujui operasi pembedahan tersebut dengan harapan agar anaknya dapat terselamatkan. Operasi pengangkatan tumor berhasil dilakukan, namun tanpa disadari sang dokter telah melakukan kesalahan dengan melukai hippocampus. Pasien memang sembuh dan diijinkan pulang, namun kehilangan hampir seluruh ingatannya.
Selanjutnya dikisahkan bahwa hari-hari sang pasien berjalan buruk. Dia tidak dapat mengingat apa-apa sehingga jadi gampang marah-marah dengan keluarganya dan orangtuanya. Bahkan akhirnya sang pasien bunuh diri karena tekanan dan perasaan bersalah dalam dirinya. Di upacara pemakaman pasien tersebut, orangtua pasien berbicara demikian kepada sang dokter yang datang, “Kalau tahu seperti ini jadinya (operasi justru menghilangkan ingatan), lebih baik operasi itu tidak dilakukan.” Di saat itulah sang dokter sadar betapa pentingnya ingatan manusia, bahkan kadang jauh lebih penting daripada hidup manusia itu sebenarnya.
Ingatan yang Mesti Diajarkan Berulang-Ulang
Kembali ke tema kita semula, memori atau ingatan harus kita sadari adalah hal yang sangat penting, bahkan harus diakui bahwa itu lebih penting daripada hidup manusia. Hidup manusia sangatlah terbatas dalam hal waktu, dan mudah dihempaskan jaman. Namun, ingatan adalah suatu hal yang sifatnya permanen dan akan tetap ada dan dikenang meskipun hidup orang telah berlalu.
Hal sama juga disampaikan Tuhan Allah kepada Bangsa Israel, “Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabilang engkau berbaring dan apabila engkau bangun…” (Ulangan 6:6-7). Allah sungguh memperhatikan dan mementingkan memori dan daya ingat manusia!
Di sini kita memahami satu hal: Ingatan akan karya Allah dan perintah Allah adalah jauh lebih penting dari hidup satu generasi bangsa. Hanya dengan beda satu hidup generasi, kebesaran Allah dapat dilupakan dan tidak diingatkan lagi. Untuk itulah, perintah dan karya Allah itu mesti berulang-ulang diajarkan di setiap saat. Tujuannya satu: supaya tidak lupa! Agar karya dan perintah Allah tetap diingat terus sepanjang hidup.
Ingatan adalah satu hal yang sangat berharga! Jauh lebih berharga daripada hidup kita yang singkat dan terbatas ini. Makanya, selagi kita masih bernapas, mari ingatlah kebaikan dan berkat Tuhan selama ini! Jangan sampai ingatan itu berlalu begitu saja. Dan selagi ada kesempatan, ceritakanlah itu kepada orang-orang di sekitar. Wariskanlah ingatan akan kebaikan dan kuasa Allah sepanjang hidup kita. Kelak meskipun hidup kita telah berakhir, ingatan itu akan tetap melekat di hati mereka. Itulah ingatan yang lebih berharga dari hidup.
Sumber gambar: leavingalegacyblog.com, www.gstatic.com