Istirahat yang Sejati–1
Dalam kehidupan sehari-hari, kita selalu dituntut untuk meningkatkan efektifitas pekerjaan. Dalam satu hari, semakin banyak yang bisa kita kerjakan, itu akan semakin baik dan bermanfaat. Alhasil, banyak orang yang rela terus menerus bekerja bahkan hingga larut malam untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Saya juga bisa merasakan hal tersebut. Sebagai mahasiswa asing yang berkuliah di Jepang, saya dapat merasakan tingginya etos kerja orang Jepang. Banyak teman-teman kuliah saya, yang hingga larut malah bekerja sambilan (arubaito) untuk mendapatkan tambahan uang. Tapi, terkadang hasilnya buruk. Ada beberapa orang yang malah tertidur di kelas dan tidak bisa konsentrasi dalam belajar. Bahkan ada yang lebih buruk, sampai jatuh sakit karena terus menerus bekerja tanpa istirahat.
Istirahat yang Sejati
Banyak pakar kesehatan dan psikologi yang menyarankan untuk mengambil waktu istirahat yang cukup dalam sehari. Perhitungannya sederhana, bila bekerja terus-menerus, badan dan otak akan menjadi lelah, dan akhirnya konsentrasi dan semangat kerja akan menurun. Tapi kerja dengan istirahat yang cukup akan menjaga stamina dan konsentrasi dalam beraktifitas, yang akan membawa hasil kerja yang lebih baik. Dari sini kita bisa belajar pentingnya beristirahat yang cukup.
Allah sendiri juga mengajarkan kepada kita mengenai pentingnya beristirahat, bahkan Allah juga memberikan contoh melalui diri-Nya sendiri. Dalam kisah penciptaan bumi dan manusia, setelah 6 hari bekerja terus menerus mencipta, dikatakan bahwa Allah berhenti dari pekerjaannya. Dalam Kejadian 2: 2-3 dikatakan: “Ketika Allah pada hari yang ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari yang ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu. Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu. Jadi jelaslah Allah memang mengajarkan segala ciptaan-Nya, juga manusia untuk beristirahat.
Walaupun terkadang kita merasa dengan beristirahat hanya akan membuang waktu untuk berkerja, namun sesungguhnya istirahat adalah mutlak dan tidak dapat diganggu gugat. Istirahat diperlukan untuk menyegarkan kembali baik badan dan otak untuk dapat kembali beraktifitas dengan sempurna. Apalagi kita membutuhkan istirahat yang sejati, sebuah istirahat yang sebenar-benarnya untuk dapat memulihkan keadaan kita.