Jalan Panjang yang Harus Kutempuh
Dengan nyaring aku berseru-seru kepada TUHAN, dengan nyaring aku memohon kepada TUHAN. Aku mencurahkan keluhanku ke hadapan-Nya, kesesakanku kuberitahukan ke hadapan-Nya. Ketika semangatku lemah lesu di dalam diriku, Engkaulah yang mengetahui jalanku. Di jalan yang harus kutempuh, dengan sembunyi mereka memasang jerat terhadap aku. (Mazmur 142:2-4)
Menjalani kehidupan bukanlah hal yang mudah. Terkadang jalan hidup terlihat begitu suram dan panjang. Ada banyak kerikil bahkan batu besar yang menyakiti kaki ini untuk terus berjalan. Pada suatu titik, saya menyadari saya tidak punya kekuatan dan keinginan lagi untuk melanjutkan perjalanan. Saya ingin berhenti. Ya, terkadang saya ingin sekali berhenti melalui jalan panjang ini.
Mengikuti Jalan Panjang
Lalu saya ingat bahwa Allah tahu tentang jalan ini jauh sebelum saya dipanggil untuk melaluinya. Dia selalu tahu lebih dahulu segala kesulitan yang akan saya alami, jalan terjal dan berliku yang akan menantang langkah maju saya, bahkan rasa sakit yang tidak pernah dapat saya jelaskan kepada orang lain. Dia mengetahui semuanya itu dan Ia hadir di sisi saya. Ia menemani saya. Ia menuntun saya melangkah maju melalui jalan panjang ini.
Segala kesulitan hidup yang kutemui: beban study yang harus terus dipelajari, pelayanan yang sulit–bahkan lebih dari itu: masalah pekerjaan yang tidak sesuai dengan harapan, teman atau sahabat yang mengecewakan, dukacita karena anak yang tidak mau taat, kekhawatiran dalam pernikahan, bahkan pergaulan dengan masyarakat sekitar. “Pastilah,” kata saya, “Allah tidak akan membiarkan saya melalui semuanya ini. Tentulah ada jalan lain yang lebih mudah untuk kutempuh. Atau jika tidak ada jalan lain, jalan yang kutempuh sekarang akan kulalui bersama dengan Allah.”
Saya tidak tahu jalan mana yang harus kutempuh. Yang saya tahu, semua jalan itu tetaplah curam dan panjang. Namun, dari semua jalan yang harus kutempuh, Bapa di Surga mengetahui jalan mana yang terbaik untuk membawa kita semakin dekat dengan-Nya (Mazmur 142:4). Saya harus menyadari hal tersebut dan taat untuk melalui jalan panjang itu.
Jalan Allah lebih tinggi daripada jalan kita, rancangan-Nya lebih tinggi dari rancangan kita (Yesaya 55:9). Dengan rela hati, ada baiknya kita mulai menempuh jalan yang Ia sediakan bagi kita. Menempuh jalan terjal dan panjang ini dengan berserah penuh kepada-Nya. Ia tahu persis jalan mana yang terbaik bagi kita.
Ku tak dapat jalan sendiri
Tuhan tolong padaku
Biarlah sinar-Mu menerangku
S’bab ku tak dapat jalan sendiri
Sumber Gambar : www.zastavki.com