Jangan Menangis Lagi
Ada budaya di dalam Suku Batak Toba, yaitu ketika terjadi peristiwa kematian di tengah keluarga, maka setiap anggota keluarga satu persatu mulai dari keluarga dekat, saudara jauh, para kenalan, bahkan teman dan tetangga akan datang mendekat ke jenazah dan mengucapkan kata-kata. Hal ini masih teringat jelas hingga kini, ketika pada tahun 2007, saya ikut serta di dalam rangkaian acara pemakaman Tulang Jio. Ada banyak tangisan selama acara berlangsung, itulah bentuk luapan emosi yang bisa dinyatakan oleh manusia.
Jangan Menangis Lagi
Di Alkitab, Yesus pun pernah menangis di suatu peristiwa kematian. Saat itu, Lazarus, saudara Maria dan Marta meninggal dan membawa kedukaan yang amat mendalam. Banyak kenalan yang datang untuk menyatakan belasungkawa termasuk penduduk Yerusalem saat itu. Ketika suasana duka dan tangisan melanda keluarga Lazarus, Yesus datang. Tuhan menangis, dengan jelas dan gamblang dituliskan di dalam Alkitab. Yesus turut sedih, ia merasakan kepedihan yang dialami oleh Maria dan Marta. Dan ternyata, kedatangan Yesus membawa perubahan besar, Lazarus bangkit dari kematian. Keadaan saat itu gempar, ada orang yang mampu membangkitkan orang mati. Dan yang pasti, kebahagiaan datang kembali di dalam kehidupan Maria dan Marta–mengusir semua perasaan sedih yang tadi sempat ada.
Sampai kapanpun keadaan duka karena ditinggal oleh orang yang begitu kita kasihi akan selalu ada. Mereka dipanggil Tuhan dari tengah-tengah kita. Secara manusia, hati kita menjadi pedih, dan menangis menjadi cara untuk menyalurkan bentuk perasaan itu. Selalu ingat, bahwa Yesus juga turut menangis bersama kita. Ia tahu perasaan kita. Ia menyelami perasaan kita. Namun, ada satu yang harus kita tahu pasti, selalu ada harapan baru. Mereka yang meninggalkan kita telah bahagia bersama Bapa di Surga, dan kita jangan terus menerus dilanda perasaan sedih. Di dalam Yesuslah kita beroleh penghiburan dan kekuatan. Amin.
Kita tidak akan menangis selamanya karena Ia juga turut menangis bersama kita. Kemudian Ia berbisik, “Jangan menangis lagi, Aku besertamu selalu.”
Sumber gambar : BlogSpot