Keamanan yang Sesungguhnya
Keamanan adalah kebutuhan mendasar bagi manusia. Siapapun dia, tidak terkecuali, semua menginginkan rasa aman dari segala bahaya yang mungkin menyerang. Lantas pertanyaan yang muncul adalah: di mana tempat yang aman?
Saat berada di rumah, bisa saja gempa terjadi, dan kita tertimpa runtungan bangunan. Kemudian kita pergi ke lapangan luas untuk menghindari gempa. Tapi sampai di luar, hujan turun dengan lebat dan petir menyambar-nyambar. Kita pergi ke gunung dan bersembunyi di balik pohon-pohon. Tapi karena derasnya air hujan, terjadilah tanah longsor. Akhirnya kita memutuskan untuk pergi ke pantai, tapi malah tsunami datang dan menyapu bibir pantai. Kesimpulannya: tidak ada tempat yang aman.
Keamanan yang Sesungguhnya
Hal yang serupa juga terjadi saat gempa dan tsunami yang menyerang Tohoku Chihou Jepang pada 11 Maret 2011. Melalui penelitian yang dilakukan, banyaknya orang yang meninggal dikarenakan mereka tidak melihat tingginya tsunami yang datang. Alasannya? Karena ada tembok penahan ombak setinggi 10 meter yang menghalangi pandangan mereka. Karena tidak bisa melihat tingginya tsunami yang datang, mereka jadi tidak siap, dan akhirnya mereka tersapu oleh tsunami. Tembok penahan ombak yang seharusnya menahan lajunya ombak tsunami, malahan membuat orang tidak siap dan akhirnya membawa hasil yang buruk, kematian. Jelaslah, bahwa apapun usaha manusia untuk mengamankan dirinya sama sekali tidak berguna. Tidak ada yang bisa diperbuat manusia untuk mengamankan dirinya. Tidak ada tempat yang aman.
“Di mana tempat yang aman?”, ini adalah pertanyaan yang salah. Seharusnya, “Dengan siapa kita aman?”. Ya, bukan tempat yang menentukan, namun siapa pelindung dan penjaga kita. Kita harus sadar bahwa hanya kepada Tuhanlah kita harus bersandar dan berlindung. Bersama Tuhanlah kita aman, tidak dengan yang lain. Gempa bumi, banjir, petir, tanah longsor, tsunami, dan semua bahaya bisa saja menyerang, tapi saya percaya bersama Tuhan kita akan tetap aman dan sejahtera. Yang bisa kita lakukan adalah menyerahkan diri dan percaya kepada Tuhan saja, dan kita akan melihat penyertaan Tuhan yang luar biasa menjaga kita dari segala marabahaya.
Akhirnya saya akan menutup renungan ini dengan bacaan dari Mazmur 121.
Mazmur 121, Tuhan, Penjaga Israel
“Nyanyian ziarah. Aku melayangkan mataku ke gunung-gunung;
dari manakah akan datang pertolonganku?
Pertolonganku ialah dari TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi.
Ia takkan membiarkan kakimu goyah,
Penjagamu tidak akan terlelap.
Sesungguhnya tidak terlelap dan tidak tertidur Penjaga Israel.
Tuhanlah Penjagamu,
Tuhanlah naunganmu di sebelah tangan kananmu.
Matahari tidak menyakiti engkau pada waktu siang,
atau bulan pada waktu malam.
TUHAN akan menjaga engkau terhadap segala kecelakaan;
Ia akan menjaga nyawamu.
TUHAN akan menjaga keluar masukmu,
dari sekarang sampai selama-lamanya.
Bacaan dengan topik yang sama
Keamanan yang Sesungguhnya (1)
Keamanan yang Sesungguhnya (2)
Keamanan yang Sesungguhnya (3)