Kedewasaan Rohani
Dalam kitab Injil kita sering menjumpai Yesus yang mengecam para Ahli Taurat dengan tegas. Yesus menyebut mereka sebagai ular, keturunan ular beludak, orang bodoh, dan orang munafik (terdapat dalam Matius 23:1-39).
Arti Kedewasaan Rohani
Ketika membacanya kita mungkin jadi bingung, sebetulnya apa yang membuat Yesus marah besar? Orang Farisi mengabdikan hidupnya untuk menaati Allah dan segenap Perintah Allah, misalnya memberikan perpuluhan (Matius 23:23), menaati dengan tekun Hukum Taurat, dan mengutus misionaris untuk mencari petobat baru (Matius 23:15). Orang Farisi tetap setia dan teguh memegang dan menjalankan Perintah-Perintah Allah, berbeda sekali dengan orang-orang asing pada jaman itu yang menganut paham-paham sesat. Lalu kenapa Yesus marah sama orang Farisi? Apa karena Yesus membenci peraturan?
Yesus tidak membenci hukum dan peraturan. Yesus membenci mereka yang merasa dirinya lebih bersih karena menjalankan hukum dan peraturan. Yesus membenci mereka yang merasa dirinya lebih suci daripada orang lain. Buktinya Yesus mencela penekanan penampilan luar orang Farisi, “Mangkuk-mangkuk dan piring-piringmu kalian cuci bersih-bersih bagian luarnya, padahal bagian dalamnya kotor sekali dengan hal-hal yang kalian dapat dengan kekerasan dan keserakahan,” (Matius 23:25). Ahli Taurat dan Orang Farisi malah menganggap dirinya lebih bersih dan lebih suci dari orang lain karena telah melakukan perintah Tuhan. Inilah yang justru membuat mereka menjadi sombong dan ingin membuat orang lain kagum.
Bukti kedewasaan rohani bukan dilihat dari seberapa “murnikah” teman-teman karena sudah menjalankan hukum dan perintah Allah. Kedewasaan malah menekankan kepada ketidakmurnian diri sendiri. Inilah paradoks dalam iman Kristen.
Kesadaran akan ketidakmurnian diri sendiri inilah yang akan membuka pintu pada anugerah Allah. Sebaliknya, tanpa kesadaran ini, kita tidak akan pernah sampai pada anugerah Allah.
Teman-teman ini adalah bagian pembuka dari seri DEWASA DALAM IMAN yang ingin saya bagikan melalui tulisan-tulisan dalam blog ini. Bahan-bahannya dari kotbah-kotbah Ibadah Minggu GIII Tokyo, bahan Pendalaman Alkitab PA Yayoi di Gereja, dan beberapa catatan kotbah lainnya yang saya kumpulkan. Saya juga melengkapinya dengan pengalaman-pengalaman rohani saya khususnya tentang tema ini. Silahkan membaca teman-teman! Tuhan Yesus memberkati.