Kelahiran Yesus yang Membawa Harapan
Harapan adalah sesuatu yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Bagi banyak orang, natal membuat hati berdebar-debar, menantikan sesuatu yang baik. Hadiah? Berkumpul bersama? Perayaan natal dan liburan panjang? Penantian akan sesuatu yang baik dengan hati yang berdebar ini adalah sebuah harapan, dan harapan adalah sesuatu yang sangat penting dalam hidup manusia. Dan bagi saya, Natal adalah suatu kebahagiaan: kelahiran Yesus yang membawa harapan.
Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.
Namun sebenarnya harapan mudah menjadi hilang, apalagi ketika kita hidup di dalam dunia yang tidak sempurna ini. Ketika Yesaya menuliskan ayat-ayat ini, bangsa Yehuda sedang dihukum Tuhan, karena mereka tidak taat. Mereka sedang hidup dalam kondisi yang suram: terhimpit, rendah dan berada dalam kegelapan; hidup dalam tekanan dan kekerasan; hidup dalam penjajahan dan penumpahan darah. Bagaimana dengan kita? Apakah kita juga sedang dalam keadaan terhimpit, terjepit, suram, gelap?
Ada kabar baik bagi kita: Tuhan berjanji untuk memberi kelegaan dan sukacita. Melalui Natal, Ia memberikan seorang anak yang lahir bagi kita: Anak ini akan menjadi pembebas dan menjadi Tuhan yang memimpin kita – Pemerintah di dunia ini berkuasa dengan tangan besi dan kaki besi; Pemerintahan Tuhan kita ada di bahu—Nya, yang melayani dan memberikan yang terbaik bagi kita.
Orang percaya seharusnya memiliki pengharapan yang besar. Mengapa? Karena kita memiliki Tuhan sang Pembebas, yang melakukan hal-hal ini bagi kita: Ia membimbing, Ia bekerja dengan penuh kuasa, Ia menjaga dan menghibur kita, serta Ia membawa dan memberikan kedamaian.
Ia adalah Allah yang membimbing. Harapan menjadi hilang kalau kita tidak tahu apa yang harus kita lakukan, dan tidak mengerti akan jawaban pergumulan kita. Bagi banyak orang, kata bimbingan dan konseling memberi kesan bahwa kita orang yang bermasalah. Padahal sebenarnya setiap saat Allah rindu untuk memberi tahu hal-hal penting yang kita butuhkan. Saat ini pun Allah sedang berbicara kepada kita, untuk menegur, menguatkan, mendorong, mengasihi, memberi bimbingan. Hanya, sering suara Tuhan itu terdengar begitu lembut dan halus sampai kita sulit untuk mendengarnya. Allah membimbing dengan berbagai macam cara, dan ia sering menggunakan manusia.
Ia adalah Allah yang berkuasa. Harapan menjadi hilang ketika kita merasa tidak ada yang bisa memenuhi kebutuhan kita, atau pun melepaskan kita dari pergumulan yang memberatkan hati. Kita perlu mengimani bahwa Allah yang kita sembah adalah Allah yang hidup dan berkuasa. Yesus dalam kehidupannya dahulu memperlihatkan kuasa Allah tersebut dan kita bisa bergantung pada—Nya akan kebutuhan-kebutuhan kita.
Tugas kita adalah untuk mempercayai, meminta, dan berserah kepada—Nya. Apa pergumulan anda saat ini? Sudahkah kita meminta Allah turut campur tangan di dalamnya?
Ia adalah Allah yang memberi tujuan yang kekal. Harapan menjadi hilang jika kita tidak memiliki tujuan yang kekal. Kita akan berjalan dan beraktivitas, tanpa tahu untuk apa kita melakukan hal tersebut. Jika kita menikmati kehidupan kita, mungkin ketiadaan tujuan ini tidak menjadi masalah. Namun dalam jangka panjang tetap akan muncul ketidakpuasan dan kegelisahan. Sementara bagi yang gagal dalam kehidupan, sepertinya hidup menjadi tidak menarik, karena tidak bisa memberikan apa yang kita butuhkan.
Ia adalah Allah yang memberi damai. Harapan menjadi hilang ketika hidup kita dalam kondisi yang tidak memberi damai. Ada kekhawatiran. Ada rasa bersalah yang palsu. Konflik dengan sesama. Tugas anda adalah Hidup dalam damai sejahtera yang dilimpahkan Allah.
Bagaimana dengan kita? Apa yang sedang kita pergumulkan saat ini? Adakah harapan kita sedang layu saat ini? Datanglah pada Allah, dan dapatkan hadiah yang Ia berikan pada hari Natal. Terima Yesus, yang adalah manifestasi kehadiran Allah yang selalu bersama kita. Ia adalah Immanuel – Allah beserta kita.