Kembali ke Rumah
Perjalanan panjang saat pulang ke rumah selama SMP dan SMA kembali teringat selama libur lebaran tahun ini. Selama SMP dan SMA, setiap hari saya pulang dengan kendaraan umum. Karena saya bersekolah di SMP dan SMA yang sama, saya juga menempuh perjalanan yang sama selama enam tahun. Merenungkan kembali perjalanan kembali ke rumah dari Kanisius membuat saya begitu mensyukuri apa yang telah saya alami.
Perjalanan pulang biasanya diawali dengan menyeberang jalan Menteng Raya, sebuah jalan yang lumayan besar, berkat Tuhan juga saya selalu dapat menyeberang jalan ini tanpa hambatan. Setelah itu, saya naik Kopaja 502 menuju ke Kampung Melayu, tetapi biasanya saya turun di Pasar Jatinegara untuk langsung naik Metromini 506. Di Metromini 506, saya biasanya tertidur hingga pulas. Saya bersyukur karena saya diijinkan Tuhan untuk dapat beristirahat, meski hanya sebentar dan di tempat yang kurang nyaman. Setelah tiba di Pondok Kopi, saya melanjutkan perjalanan dengan naik Koasi 03, hingga Perumahan Duta Kranji, biasanya saya berjalan kaki untuk tiba di rumah. Di rumah, meskipun kadangkala tidak ada seorang pun, saya merasakan ketenangan dan kedamaian. Orangtua saya selalu menanyakan keadaan saya dan apa yang telah saya lakukan selama sehari ini.
Kenangan saat berjalan pulang membuat saya memikirkan perjalanan lain yang saya tempuh sekarang. Tidak mudah, tetapi saya tahu bahwa di akhir perjalanan, ada ayah yang penuh perhatian dan rumah saya yang kekal. Saya ingin segera tiba di sana.
Saya dinantikan rumah kekal ini. Lampu menyala dan Bapa surgawi menanti saya. Saya yakin Dia akan bertanya, seperti yang biasa yang dikatakan orangtua saya, “Bagaimana perjalananmu?” “Sangat menyenangkan,” jawab saya. “Tetapi lebih menyenangkan ketika pulang ke Rumah.”