Kemerdekaan itu Menuntut
Tujuh belas Agustus tahun empat lima
Itulah hari kemerdekaan kita
Hari merdeka nusa dan bangsa
Hari lahirnya Bangsa Indonesia
Merdeka s’kali merdeka tetap merdeka
Selama hayat masih dikandung badan
Kita tetap setia tetap sedia
Mempertahankan Indonesia
Kita tetap setia tetap sedia
Membela negara kita
Masih berkaitan dengan tulisan dan lagu “Hari Merdeka” yang telah saya tuliskan sebelumnya. Sebuah kemerdekaan yang hari ini dapat kita rayakan untuk ke 69 kalinya. Dan ini berarti seharusnya kita makin bersyukur dapat merasakan kemerdekaan setahun lagi. Setahun lagi yang Tuhan berikan kepada kita untuk merasakan apa itu kemerdekaan, apa makna hidup tanpa penjajahan. Bagi orang yang bertempat tinggal di luar negeri, bisa dengan bangga mengenalkan diri sebagai “Indonesian” atau “Saya orang Indonesia” kepada orang-orang yang kita temui.
Namun, saya ingin melihat dari sisi lain. Kemerdekaan memberikan kita sebuah hak untuk terbebas dari penjajahan dan penderitaan. Kemerdekaan juga memberikan kita kesempatan untuk memperoleh pendidikan, berserikat atau berkumpul, memilih dan dipilih, dan juga untuk menyampaikan pendapat. Namun, kemerdekaan itu menuntut kita. Menuntut kita untuk melaksanakan kewajiban kita sebagai warga negara. Sebagai warga negara kita dituntut untuk membayar pajak, menghormati lembaga-lembaga tinggi negara, dan tunduk pada hukum dan norma yang berlaku. Dan yang paling penting, yaitu untuk menjaga persatuan Indonesia.
Kemerdekaan atas Dosa itu Menuntut
Seperti kemerdekaan atas penjajahan yang menuntut kita untuk melakukan sesuatu, kemerdekaan atas dosa juga demikian. Kita yang sudah dimerdekakan dari dosa dituntut untuk melakukan sesuatu di dunia ini. Artinya, kita harus hidup dan menunjukkan kemerdekaan kita atas dosa tersebut. Kita merdeka berarti kita tidak lagi diperhamba dan jatuh di dalam dosa-dosa yang selama ini kita lakukan.
Kemerdekaan itu menuntut.
Artinya, kemerdekaan atas dosa menuntut kita untuk meninggalkan dosa itu.
Namun, kebanyakan orang percaya menganggap kemerdekaan atas dosa yang Yesus berikan hanyalah simbolitas belaka. Orang-orang ini malah tetap asyik hidup berkubang di dalam dosa itu. Mereka asyik diperhamba oleh dosa-dosa yang terus mereka lakukan. Ibaratnya, sudah merdeka, namun tetap ingin dijajah. Tetap ingin diperhamba oleh orang lain.
Di titik ini, mungkin, orang-orang ini belum menerima kemerdekaan sejati. Kemerdekaan sejati seharusnya membuat hidup kita berubah: dari diperhamba dosa menjadi hamba Allah. Dari yang melakukan dosa menjadi melakukan kehendak Allah. Kemerdekaan yang Yesus berikan menuntut kita: mengubah hidup dan mengikut Dia sepenuh hati kita. Jangan lagi terus melakukan dosa-dosa. Jangan lagi hidup semau dan seenak gue. Dan jangan juga hidup layaknya orang yang masih diperhamba oleh dosa.